Bangkit dari Keterpurukan (1)

Written By Unknown on Monday, August 20, 2012 | 11:21 PM

Pengantar Redaksi.

  Serial Berbisnis Dengan Hati

Dimulai dari artikel Bangkit dari Keterpurukan, serial Berbisnis dengan Hati dengan judul buku Strategi Memilih Agribisnis akan memberikan gambaran bagaimana memilih agribinis yang prospektif. Semoga artikel yang dinukil dari buku karya Asaka Tsani ini dapat memberikan inspirasi bisnis, terutama bidang agri.

Bangkit dari Keterpurukan

“Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau menganggap kegagalan merupakan sebuah karunia yang tersembunyi dan bangkit kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan.”~ Joseph Sugarman

Menurut Andrew Ho kehidupan kita tak akan pernah berjalan semulus yang kita pikirkan. Berbagai macam tantangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang-orang yang dicintai, disabotase, bangkrut dan lain sebagainya, bisa saja menyeret kita dalam keterpurukan. Bila kita melihat ke sekeliling, begitu banyak orang-orang yang tenggelam dalam keterpurukan dan terjerat cukup lama dalam kegelapan, misalnya menjadi pecandu narkoba, budak hutang dan kemiskinan, korupsi atau melakukan tindak kejahatan lainnya lalu dipenjarakan, dan bentuk kemalangan lainnya.

Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri. Benturan keras dalam kehidupan akan menjadikan kita lebih mulia, jika kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih baik.

“Remember the two benefits of failure. First, if you do fail, you learn what doesn’t work; and second, the failure gives you the opportunity to try new approach. – Ingatlah dua keuntungan yang kita peroleh dari kegagalan. Yang pertama adalah mempelajari apa yang tidak berjalan dengan baik; dan kedua adalah menjadi kesempatan bagi kita untuk mencoba pendekatan baru,” kata Roger Van Oech.

Menurut Roger, tantangan kehidupan adalah bagian dari perjalanan hidup supaya kita menjadi lebih cerdas menghadapi tantangan kehidupan. Tokoh-tokoh terkenal dan sukses, misalnya Walt Disney, Soichiro Honda, Thomas Edison, Wright Bros, Fred Smith, Mohamad Ali, Henry Ford, Bill Gates, Steve Jobs, Oprah Winfrey, Christoper Columbus, Anthony Robins, dan lain sebagainya, sudah pernah mengalami keras dan sakitnya kehidupan. Tetapi semua pengalaman pahit tersebut justru membimbing mereka ke gerbang kesuksesan.

Kesuksesan mereka bukan semata-mata dipengaruhi oleh faktor pendidikan ataupun modal, apalagi faktor kebetulan. Mereka berhasil lantaran kekuatan dan kecerdasan mereka menghadapi tantangan kehidupan. Menurut Paul G. Stoltz, Phd, dalam bukunya berjudul Adversity Quotient (AQ), ada tiga tipe manusia dalam analogi mendaki gunung:

1.      Quitters – orang-orang yang mudah menyerah, sehingga kehidupan mereka semakin terpuruk dalam kemalangan.

2.      Campers – orang-orang yang mudah puas dengan apa yang sudah dicapai, sehingga kehidupan mereka biasa-biasa saja.

3.      Climbers – orang-orang yang selalu optimis, berpikir positif dan terus bersemangat kerja sampai benar-benar mendapatkan yang mereka inginkan.

Contoh dari tipe orang ke tiga adalah orang-orang yang sukses di dunia ini. Selalu memanfaatkan kesempatan untuk maju dan pulih dari keterpurukan adalah ciri khas mereka yang utama. Tak mengherankan jika mereka melalui setiap rintangan dengan tabah, berjuang keras, dan mental yang kuat.

Tantangan kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Tetapi selama kita terus berusaha memperbaiki diri dan strategi ditambah dengan kesadaran spiritual yang lebih dalam, maka kita akan dapat mencapai tujuan tertinggi. “Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fail. – Kejayaan tertinggi bukan karena kita tidak pernah jatuh, melainkan karena kita selalu bangkit lagi ketika gagal,” cetus Confucius.

Oleh sebab itu, perbaiki diri terus-menerus, jangan menunggu sampai kemalangan itu benar-benar datang. Mantapkan keyakinan ketika membuat perencanaan dan menetapkan target yang memungkinkan tercapai. Kemudian langsung melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil maksimal, dengan penuh komitmen dan kerja keras, kecintaan dan semangat. Dengan demikian kita akan memiliki kepekaan sekaligus keseimbangan di saat harus menghadapi tantangan kehidupan yang cukup keras.

Mulai detik ini tanyakanlah pada diri sendiri seberapa besar pengaruh positif yang telah Anda dapatkan atas berbagai situasi yang Anda alami? Pastikan tantangan hidup selama ini membawa Anda pada kedewasaan, kebijaksanaan dan kualitas spiritual yang lebih baik. Dengan demikian Anda akan dapat menilai apakah Anda sudah mampu bangkit dan menjadi manusia yang lebih mulia atau belum.

Apa yang diungkapkan  Andrew Ho sebagai obat penawar untuk mengajak kembali masyarakat memasuki agribisnis, mengingat kasus PT QSAR begitu menghebohkan sekaligus mengguncang para pelaku agribisnis di tanah air.

Kalau kita mau flashback atas kasus PT QSAR, barangkali inilah kasus piramid berjenis money game (penggandaan uang atau juga dikenal dengan istilah ponzy scheme) yang paling menggegerkan di Indonesia. Jumlah peserta yang menjadi korban maupun uang yang tersangkut di dalamnya memang tidak sebesar kasus piramid di Pinrang atau BMA di Medan. Kasus ini ‘hanya’ memakan korban 6.800 orang dengan jumlah uang tersedot sekitar Rp 500 milyar. Walau begitu, dari sisi orang-orang penting yang terbawa-bawa namanya, baik yang benar-benar tersangkut (terlibat) maupun yang sekadar dicatut namanya, jumlahnya memang mencengangkan.

Inilah mega money game yang berhasil mengelabui; mulai dari orang-orang kecil sampai para pejabat pemda, perwira tentara, petinggi partai politik, menteri, ketua lembaga tertinggi negara, sampai presiden dan wakilnya.

Hebatnya lagi, semula money game ini semula diklaim dan digembar-gemborkan oleh operator dan pendukungnya sebagai solusi terbaik bagi keterpurukan perekonomian nasional. Inilah bisnis hebat yang akan memberi pekerjaan kepada puluhan juta orang, biaya pendidikan gratis, dan ekonomi makmur tanpa IMF. Inilah perwujudan yang sesungguhnya dari ekonomi kerakyatan. Sebuah solusi brilian yang dipropagandakan dalam buku berjudul Alam Rayanomic: Pemakmur Bangsa. Dan para petinggi negara pun berebut memberikan pujian dan dukungan. Benar-benar luarbiasa!

Legitimasi Pejabat

PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) yang berkantor pusat di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu didirikan oleh HM Ramly Arabi SE (sekaligus sebagai presiden direktur) sekitar tahun 2001. QSAR mengaku bergerak di bidang agrobisnis (menanam cabai, tomat, jamur, beternak sapi, kambing, cacing, dll) dan mengundang para investor untuk menanamkan modal dengan sistem bagi hasil.

Untuk menunjukkan keseriusannya itu, QSAR mengklaim telah membuka berhektar-hektar perkebunan di Sukabumi dan beberapa tempat lainnya (Bengkulu dan Makasar) serta mempekerjakan 10.000 lebih petani penggarap dan karyawan. QSAR juga mengklaim telah bekerjasama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri.

Promosi dan kampanye besar-besaran pun dilakukan karena tawaran hasil investasinya memang begitu menggiurkan. Banyak pejabat, mulai dari para bupati, anggota dan pimpinan DPR/MPR, petinggi partai politik, menteri, sampai presiden dan wakilnya diundang untuk melihat bukti keseriusan usaha agribisnis tersebut. Kepada para investor, QSAR terang-terangan menjanjikan bagi hasil keuntungan sebesar 10% per bulan (atau hitung kasar; 120% per tahun) dari jumlah uang yang ditanamkan.

Tak heran jika dalam waktu singkat orang berbondong-bondong menanamkan uangnya di PT QSAR dan sangat berharap segera mendapatkan untung besar. Kehadiran para orang penting di atas benar-benar menambah legitimasi dan menguatkan keyakinan orang banyak bahwa investasi agribisnis yang ditawarkan QSAR memang oke. Orang pun tak lagi menimbang risiko, dan melulu merindukan keuntungan sangat besar dalam waktu sangat singkat.

Tetapi tak ubahnya kasus-kasus skema piramid atau money game lainnya, akhirnya QSAR runtuh dalam waktu yang tidak terlalu lama. Setelah sebelumnya berpesta dan bermanis-manis ria dengan banyak kalangan, pada pertengahan 2002 QSAR kolaps. Antara beban yang harus dibayar dengan setoran dana segar yang masuk dari investor baru sudah timpang sama sekali. Gembar-gembor yang semula mendongkrak popularitas QSAR kemudian berbalik menjadi bumerang yang mematikan. Sejak Juni 2002 sejak Polri mulai menyidik kasus tersebut hingga Juli 2003 saat keluar putusan pengadilan, Ramli Araby dan QSAR-nya habis menjadi bulan-bulanan media massa.

Saat QSAR muncul bersama hampir 40-an perusahaan sejenis, beberapa pihak sebenarnya sudah mengingatkan bahayanya bisnis semacam itu. Dalam situasi normal saja, usaha-usaha dengan modal ratusan milyar hanya untung rata-rata 10-15 persen per tahun. Sementara QSAR yang baru beroperasi dalam situasi ekonomi belum normal malah berani janji bagi keuntungan 10 persen per bulan. Bob Sadino, pengusaha agribisnis paling senior di Indonesia sudah mengingatkan bahwa bisnis model bagi hasil seperti yang dilakukan QSAR merupakan ‘pembodohan otak, pembutaan mata, penulian telinga, dan pemberangusan mulut (Trubus, No.372/November 2002).

Boediono, Menteri Keuangan waktu itu malah tegas-tegas menyatakan bahwa QSAR adalah bank gelap dan itu berarti melanggar hukum (Kompas, 1/10/02). Pengakuan kalangan DPRD Kabupaten Sukabumi, mereka telah pula memperingatkan pihak eksekutif (Pemda Sukabumi) bahwa usaha QSAR tidaklah realistis. Peringatan tinggal peringatan.

Setelah sempat menghilang beberapa waktu lamanya, akhirnya Ramly Arabi diseret ke meja hijau pada Juni 2002. Di Pengadilan Negeri Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Ramli dijerat dengan tiga lapis dakwaan, yaitu pertama; Pasal 46 ayat (1) jo ayat (2) UU No. 10 Tahun 1988 (tentang Perbankan) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana tentang Perbankan yakni, melakukan praktik semacam Bank Gelap. Lapis kedua, dikenai Pasal 378 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana tentang penipuan. Dan lapis ketiga, dikenai Pasal 372 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana mengenai penggelapan (Gatra.com, 25 Juni 2003). (Zaques,  Pembelajar.com 06 Desember 2005 )
Pengalaman PT QSAR  jangan dianggap sebagai batu ganjalan kita untuk kembali menerjuni bisnis ini, mengingat saat ini banyak sektor riil yang sedang colaps dan yang tetap eksis adalah agribisnis. Kita harus mampu bangkit dari keterpurukan. Jika kita tidak memulai maka selamanya kita tidak pernah mendapat kesuksesan besar. Karena kesuksesan besar berasal dari hal kecil.(bersambung ke tulisan kedua)

0 comments:

Post a Comment