Pertanyakan Penggunaan Anggaran Pilkada
KAMMI Unjukrasa ke KPUD Jabar
Ketua KPUD Jabar menerima
kotak amanat dari KAMMI
Bandung ,(Pripos 12/11)-
Puluhan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Jawa
Barat melakukan unjukrasa ke kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
Provinsi Jawa Barat di Jln. Garut Bandung, Senin (12/11). Kedatangan mereka
mempertanyakan kesungguhan KPUD Jabar dalam mengelola manajemen kepanitiaan
pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Jawa Barat tahun 2013 ini. Di samping
itu, aktivis KAMMI juga meworning
KPUD Jabar agar dalam mengelola anggaran dana Pilkada yang besaranya mencapai
Rp 700 miliar dengan benar.
Saat menerima aspirasi dari KAMMI, Ketua KPUD Jabar Yayat
Hidayat mengatakan, dalam menyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Jawa Barat (Pilgub) 2013, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi
Jawa Barat menanggung beban moral sangat berat karena menggunakan uang rakyat
yang demikian banyak, yaitu sebesar Rp 700 miliar. Untuk itu, seluruh elemen
masyarakat diminta kerjasama secara harmonis dengan KPU Jabar, agar
penyelenggaraan Pilgub 2013 benar-benar sesuai ketentuan perundang-undangan dan
peraturan KPU.
“KPU Jabar terbebani
moral dalam menyelenggarakan Pilgub 2013, karena pakai uang rakyat dari APBD
Provinsi Jawa Barat yang tidak sedikit. Bayangkan, 700 milyar rupiah untuk satu
kali putaran! Kalau uang itu dibelikeun kurupuk sakumahaeun
lobana. Karena itu, dalam penyelenggaraan Pilgub ini KPU perlu kerjasama
yang harmonis dengan semua elemen masyarakat, termasuk mahasiswa,” kata Ketua
KPU Jabar, Yayat Hidayat..
Kepada 30 orang
pengunjukrasa, Yayat menjelaskan kerjasama secara harmonis yang dimaksudnya,
yaitu ikut mengawal KPU Jabar dalam melaksanakan proses Pilgub 2013 agar sesuai
yang diharuskan oleh undang-undang Pemilu dan peraturan KPU tentang Pemilu
kepala daerah dan wakil kepala daerah, serta bukan kerjasama yang sifatnya
kolutif atau sekadar lips stick dan make up.
“Tapi tolong kerjaan kami yang
baik didukung pula oleh teman-teman mahasiswa. Yah..., dukungan itu bisa
dengan gogorowokan atau ancaman akan memroses hukum bilamana kami
berbuat curang, tujuannya untuk mengingatkan KPU supaya bekerja sesuai aturan,”
tuturnya seraya mengakui unjukrasa tersebut merupakan penyampaian
aspirasi dari kalangan intelektual, demo amanah rakyat, dan kehadiran
KAMMI di depan kantornya sebagai representasi masyarakat Jawa Barat.
Ketika didaulat bicara dan diasongi
megaphone oleh mahasiswa, Yayat terlebih dulu menyeletuk yang mengingatkannya
dulu ketika masih berstatus mahasiswa sering melakukan demo, tetapi sekarang
gilirannya yang menjadi sasaran demonstran. Meski begitu, ia tetap menilai
tuntutan KAMMI adalah keniscayaan dan kewajiban bagi KPU untuk mengakomodir
aspirasi mereka.
Sebab jika KPU tidak menampung
aspirasi dan melaksanakan Pilgub 2013 sesuai tuntutan KAMMI, menurut
Yayat, berarti KPU Jabar berkhianat terhadap bangsa Indonesia khususnya
rakyat Jawa Barat. Sementara KPU sendiri berkeinginan menjadikan Pilgub
kali ini sebagai jembatan ke situasi yang lebih baik demi masa depan rakyat
Jawa Barat.
“Oleh karenanya, kami mengajak
teman-teman mahasiswa untuk ikut mengawal Pilgub supaya betul-betul menerapkan
prinsip Jurdil ( jujur dan adil-red) dan Luber (lancar, umum, bebas dan
rahasia-red). Ketika kami berpaling dari itu, maka malapetaka akan terjadi.
Nah, makanya tolong dukung supaya Pilgub sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi, Jurdil dan Luber, dan sukses memilih pemimpin amanah yang dihendaki
rakyat Jawa Barat.
Seorang Komisioner KPU
Jabar merangkap Ketua Pokja Sosialisasi, Ferdhiman, ketika didaulat pula untuk
pidato meminta KAMMI agar mengajukan proposal kerjasama dalam sosialisasi
Pilgub 2013 dengan program-programnya yang lengkap. Hal ini dimaksudkan agar
KAMMI mampu menunjukkan kegiatannya yang lebih cerdas dan intelektual,
ketimbang sekadar berdemo.
Dalam aksinya di halaman
KPU Jabar yang berlangsung selama 45 menit, dari pukul 10.00 hingga pukul
11.00, KAMMI melancarkan 3 tuntutan. Pertama, menuntut peran aktif seluruh stakeholder
Jawa Barat dalam mencerdaskan masyarakat Jabar, tidak sekadar menjadikan
masyarakat sebagai komoditas politik belaka. Kedua, menuntut KPU Jabar agar
bersikap dan bekerja dengan profesional, netral dan independen, dan ketiga
mengimbau seluruh masyarakat Jabar untuk mempelajari track record
seluruh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sedari dini secara integral
dan komprehensif. (fauzi)
0 comments:
Post a Comment