Moda Transportasi Rakit Layang Gantung Ala Cianjur
Cianjur (pripos). Jika Anda
sering melintas sebuah sungai, hanya dengan menggunakan jembatan
penyeberangan atau perahu ataupun sebuah rakit, mungkin sudah biasa.
Namun lain halnya di Kabupaten Cianjur
ada sarana lintasan penyeberangan sungai bagi warga sekitar yang
cukup unik, yakni dengan menggunakan rakit layang gantung.
Bagi sebagian warga yang tinggal
di sekitar perbatasan, yang di belah oleh Sungai Cisokan, yakni kampung
panojer, Desa Sukamulya Kcamatan Sukaluyu dan Kampung Manglid Desa Jati, Kecamatan
Bojong Picung, Kabupaten Cianjur sarana transportasi untuk melintas di sungai
tersebut cukup penting.
Warga di sekitar dua kampung tersebut, sehari-harinya jika
ingin melintasi, hanya menggunakan satu alat transportasi yang ada
di sekitar penyeberangan Sungai Cisokan tersebut. Yakni menggunakan
sarana yang warga sebut dengan “rakit layang gantung“.
Dengan dipandu oleh satu
orang operator bernama jalaludin (26), rakit gantung ini merupakan sarana
transportasi penyeberangan yang cukup
ampuh dan unik.
Rakit layang gantung yang terbuat
dari bahan baja ini berukuran panjang dan lebar sekitar 1x 2 meter. Karena
tidak terlalu lebar maka moda ini hanya bisa digunakan untuk 3 - 2 orang dan 1
orang untuk operator. Sedangkan tali lintasannya, yang panjangnya
mencapai sekitar 80 meter ini, menggunakan kawat tebal baja yang sangat
kuat. Rakit gantung ini melintasi sungai, dengan cara menggelantung di
kawat dan melintas di atas Sungai Cisokan.
Ujang (35), salah seorang warga
sekitar yang sering menggunakan transportasi inimengatakan, “Sarana
transportasi rakit layang gantung ini sangat membantu warga dalam
beraktivitas untuk berangkat kerja. Biayanya pun relatif murah, yakni hanya Rp 1000 untuk satu kali melintas”.
Sementara menurut Jaluludin, operator rakit, “Rakit layang gantung ini dibuat oleh pihak PLN Cirata, dan sudah ada semenjak tahun 1985, ” tegasnya. Jalaludin menyebut pekerjaaanya ini melanjutkan pekerjaan orang tuanya yang bernama Apid (45 tahun ).
“Warga di sekitar dua kampung ini, sering mengunakan alat transportasi rakit gantung sebagai sarana lintas penyebrangan. Soal penumpang dalam sehari berkisar 5-10 orang. Itupun jika ramai. Kalau lagi sepi paling hanya 2-3 orang saja dalam sehari untuk menyeberang,” ujar Jalaludin.
Jalaludin mengaku sudah menekuni pekerjaanya ini hampir 5 tahun lamanya, dan selama menjadi operator rakit layang gantung ia ditemani oleh istrinya bernama Cucu (25) dan anaknya yang bernama Ramjal (5). (arief rahman)
0 comments:
Post a Comment