Written By Unknown on Wednesday, September 12, 2012 | 6:07 AM



Prahara Terjadi di Tubuh DPD PDIP Jawa Barat


Berawal dari pemanggilan dirinya sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan di Jakarta dan berlanjut pada pengunduran diri sang ketua, Senin (10/9), maka terjadilan prahara di tubuh partai berlambang banteng moncong putih ini. Betapa tidak, di ketahui Ruddy Harsa Tanaya--demikian nama lengkap sang ketua—bukanlah orang baru di tubuh PDIP Jawa Barat. Bahkan ia termasuk salah seorang mujahid peristiwa 27 Juli atau yang lebih dikenal dengan peristiwa pengambilan secara paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Jakarta.
Setelah  terpilih sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Barat pun, banyak pula yang dilakukan sang ketua untuk membangun dan membesarkan partainya. Salah satu bukti nyata yang dilakukan adalah berdirinya sebuah kantor DPD PDIP Jabar yang megah di Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung. Pula, gaya kepemimpinannya yang merakyat, membuat kader dan simpatisan PDIP Jabar selama ini berjalan solit dan kompak.  Dari sentuhan dan polesan kepemimpinannya, banyak kader PDIP Jabar terpilih sebagai pemimpin-pemimpin, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Namun kini setelah perjuangan panjang selama hampir 12 tahun memegang kendali nakoda di PDIP Jabar, Ruddy terpaksa harus meninggalkan perahunya itu. Pengumunan pengunduran dirinya, Senin kemarin, terkesan dipaksakan.  Walaupun dengan suara lantang ia membacakan kelimat demi kalimat pengundurannya, namun Ruddy seperti tidak kuat menahan perasaannya. Maklum, wakil ketua DPRD Jabar ini, termasuk salah seorang kader militan yang dimiliki PDIP. Bahkan berkali-kali, Ruddy melontarkan kata-kata pesan perjuangan kepada kadernya agar tetap solid dan menjaga nama besar partai. Ruddy mewanti-wanti kadernya untuk berorganisasi secara dewasa, tidak melihat kepentingan pribadi namun melihat kepentingan yang lebih besar yakni nama baik partai dan keselamatan bangsa.  Sontak, kader pun banyak yang  meneteskan air mata, bahkan salah seorang kader, menangis histeris dan memeluknya erat-erat.  Di sinilah sifat ngemong dan kebapakan Ruddy  terlihat jelas. Maka wajar banyak kader yang seperti kehilangan setelah Rudi tidak lagi menjadi ketua partai. Sebagai rasa simpati, secara sepontan beberapa kader pun menurunkan setengah tiang bendera merah putih yang ada di sekitar kantor DPD PDIP Jabar. 
 Setelah resmi Rudi Harsa Tanaya mengundukan diri, terhitung sejak Senin 10 September 2012 kemarin, bersamaan dengan itu, semua atribut bergambar Rudi Harsa Tanaya dan PDIP Pejuangan diturunkan termasuk dua buah baligo raksasa yang dipajang di depan kantor DPD PDIP Jabar. Kini pun suasana batin para pengurus dan simpatisan PDIP Jabar, masih belum jelas. Mereka seperti mengalami situasi sok, karena ditinggal pemimpinnya.  
Kemungkinan Dewan Pimpinan Daerah(DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan(PDIP) Jawa Barat akan ‘membubarkan diri’  setelah pengunduran diri ini.
Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat, yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Jabar, Ir Herry Mei Oloan dalam keterangannya kepada wartawan Kamis(6/9) di ruang FPDIP menyatakan, bila benar Ruddy Harsa tidak lagi menjadi Ketua DPD PDIP Jabar karena tekanan politik dari pusat, maka dapat dikatakan DPD PDIP Jabar bubar. “Alasanya sudah jelas, saya lahir dari sebuah Konferensi Daerah (Koferda). Artinya jika saya dibebastugaskan tanpa melalui konstitusional, maka semua akan mundur,” kata Ruddy saat ditemui wartawan usai menggelar rapat di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung,
Rabu (5/9/2012).
Ruddy mengatakan bahwa awalnya dirinya ikhlas untuk mundur, tapi setelah melihat hasil kesepakatan dalam rapat dia mengeaskan tidak akan pernah mundur. “Dengan kata lain untuk menghadapi keputusan yang tidak konstitusional, cabang pun memiliki aspirasi dan akan dirapatkan dalam sebuah dorum rapat di DPC. Dan mereka sepakan akan mundur jika dirinya digeser secara tidak konstitusional,” ujarnya.
Pihaknya menjelaskan, apa yang dilakukannya saat ini bukan sebagai bentuk perlawanan kepada Ketua Umum (ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri. Justru untuk menjaga ketum dari rongrongan oknum DPP yang berperilaku buruk yang nantinya akan mencoreng nama ketum.(fauzi)

0 comments:

Post a Comment