Korban Longsor Cibogo
Dapat Bantuan Rumah Baru
Kab. Bogor, Pripos.-Warga korban longsor di Kampung Cibogo, Desa
Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hingga hari kedua
pasca bencana masih menempati ruang kelas SD Negeri 07 Cipayung. Di
lokasi pengungsian yang terletak sekitar 100 meter dari titik longsor, terdapat
belasan balita dan anak-anak. Total pengungsi sebanyak 49 orang (14 KK).
Gubernur Heryawan setiba di lokasi
bencana, Rabu (16/1), langsung memantau penanganan longsor yang menewaskan enam
warga Cibogo. Gubernur memberi perhatian pada langkah mitigasi, penanganan
pengungsi, dan penyiapan rumah sewa sementara. Upaya penanganan dilakukan tim
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan jajaran Pemkab Bogor.
Usai menyaksikan langsung kondisi
lokasi longsor, Heryawan menjelaskan, penanganan longsor sejauh ini berjalan
baik. Pasokan bahan makanan dan pakaian tidak terkandala. Lokasi bencana
terletak hanya beberapa kilometer dari jalan lintas utama Kab. Bogor.
"Urusan pengungsi, tidak ada
masalah apapun. InsyaAllah, logistik aman, berapapun kebutuhannya. Kita punya
persediaan yang cukup, milik Pemprov maupun Pemkab. Permintaan beras kita
lipat gandakan realisasinya. Minta empat ton, kami kirim delapan ton. Minta
lima ton, kami kirim 10 ton. Ini dimaksudkan agar pengungsi jangan sampai
telantar," ungkapnya.
Mengenai pemenuhan kebutuhan tempat
bernaung, korban disiapkan rumah sewa hingga enam bulan ke depan. Pada saat
yang sama, proses pengerjaan rumah baru ditargetkan rampung.
Aher juga menegaskan, proses
relokasi diawali pencarian lokasi yang aman. Untuk itu, pihak Pemprov dan
Pemkab bersama pemerintahan Desa Cipayung mencari lokasi relokasi terbaik.
Selanjutnya, rumah baru segera dibangun. Diharapkan relokasi ke rumah baru
dapat dilakukan beberapa bulan ke depan, bahkan diupayakan sebelum bulan keenam
.
Ditanya wartawan mengenai penanganan
jangka panjang terhadap pemukiman yang berada di kawasan longsor atau rawan
bencana se-Jawa Barat, Aher mengatakan, tata ruang pemukiman selama ini
memang tidak memperhitungkan potensi longsor dan bencana alam lain. Kondisi ini
akan dibenahi secara bertahap, dengan menutup peluang pemukiman baru di
lokasi zona berbahaya.
"Pemprov bahkan telah
menerbitkan peraturan tataruang yang tidak boleh diubah selama 10 tahun ke
depan. Ini dimaksudkan agar konsistensi tataruang terjaga," ungkap Aher
Selain memberi perhatian pada
penyiapan pemukiman baru untuk korban longsor, Heryawan juga memerintahkan
Kepala Dinas Bina Marga Pemprov Jabar M. Guntoro yang mendampinginya,
merenovasi jembatan di Desa Cipayung yang rawan ambruk. Keputusan ini diambil
setelah Gubernur mendengar keluhan Kepala Desa Cipayung Cacuk Budiawan.
Di lokasi pengungsian, Heryawan
menyempatkan diri menemui khusus Udin, yang kehilangan empat anggota
keluarganya --istri dan tiga anak. Istri Udin, Inem (45), dan anaknya masing
Roni, Robi, dan Ita tewas tertimbun longsor. Bencana ini datang sekitar pk.
06:00 WIB ketika Udin mencari nafkah di Cianjur, Jabar.
Sebelum ke pengungsian, Gubernur
Heryawan menyaksikan upaya mitigasi di titik longsor yang dilakukan puluhan
anggota tim BPBD. Heryawan di bawah hujan rintik juga berkubang lumpur bersama
tim BPBD. Dirinya bahkan turut menggali parit agar air hujan mengalir, sehingga
tebing di lokasi bencana Cibogo tak kembali longsor.
Kades Cipayung Cacuk Budiawan usai
dialog dengan Gubernur mengatakan, pihak pemerintahan desa dan warga sangat
mengapresiasi langkah tanggap Pemprov maupun Pemkab Bogor. "Kami bersyukur
Pak Gubernur memberi perhatian langsung. Ini sangat melegakan warga, khususnya
keluarga korban," tukas Cacuk. ( PP-056 )
0 comments:
Post a Comment