Perjuangan Ibu untuk
Menebus Ijazah Anaknya
Kejadian ini dialami oleh Jumiaty
(54) seorang penjual nasi pecel keliling. Melihat anaknya yang terus murung
di rumah karena malu ijazahnya ditahan dan tidak segera dapat menebusnya,
Jumiaty terus mencari jalan. Melalui orang-orang yang menjadi langganan
pecelnya, siapa tahu ada yang berbaik hati, Jumiaty menuturkan keluhannya
itu. Tapi hingga tahun berganti, dewa penolong yang
diharap-harapkan itu tidak kunjung datang. Si anak pun kian bersedih dan
kesal tidak karuan. Ingin bekerja persyaratan ijazah belum punya, sementara
menjadi penganggur kasihan melihat orang tuannya. Setengah berputus
asa, Jumiaty mencoba bangkit kembali. Dengan tergopoh-gopoh bersama orang
yang berbaik hati, Jumiaty datang ke kantor redaksi Priangan Pos di Jalan
Singaperbangsa Bandung.
Di situ Jumiaty menyampaikan
kisah perjalanan hidupnya kepada salah seorang awak redaksi Ronny.
Kendati hanya penjual nasi pecel kelilig, perempuan yang selalui
setia mendampingi suami yang terkena sakit menahun itu, ingin melihat anak
cucunya kelak menjadi orang yang sukses. Kali ini ia sadar, tengah
menghadapi ujian dan cobaan. Sekadar kekurangan kebutuhan makan
untuk menyambung hidup sehari-hari, baginya suatu cobaan yang tidak
terlalu sulit, namun katanya, hal yang tidak bisa ditahan melihat anak harus
menanggung malu, karena belum bisa membayar uang sekolah dan uang menebus
ijazah yang besarannya mencapai jutaan rupiah. Untuk mendapat uang sebesar itu
dengan hanya mengandalkan hasil penjualn pecel , sulit baginya segera
terpenuhi.
Penderitaan seorang Ibu dari dua
orang anak bersama suami yang tidak lagi mampu berbuat banyak untuk keluargnya,
adalah suatu kenyataan. Jumiatu menerima itu dengan lapang dada,
karena masih ada harapan yakni kepada si jalu satu-satunya. Karena anak
satunya lagi sulung perempuan hanya mampu tamat sekolah SD.
Untuk itu dengan berbagai cara, daya
dan upaya, Jumiaty ingin membuktikan bahwa ia mampu membayar uang sekolah dan
uang tebusan ijazah anak laki-lakinya itu. Kepada siapa pun yang berbaik hati
mau mendharmakan kebaikannya atas kesulitan yang menghimpitnya, dengan tetap
tawadlu pada Tuhan Yang Maha Kuasa, ia sangat bersenang hati. Karena jika
masalah ini dapat tertanggulangi, maka masa depan anak harapannya itu, kian
terbuka labar.
Kedatangannya ke redaksi Priangan
Pos, Jumiaty lengkap dengan membawa dokumen seperti katu KK dan surat
keterangan tidak mamu dari RT/RW setempat . Saat ini Jumiaty dan keluarganya
tinggal di Babakan Sumedang, Kelurahan Babakan Sari, Kec. Kiaracondong Kota
Bandung. Sang suami bernama Saiji dan anak sulungnya Prihatin dan anak
bungsunya Wahyu Soleh Santoso. (ronny)
0 comments:
Post a Comment