Perjuangan Ibu untuk Menebus Ijazah Anaknya

Written By Unknown on Sunday, January 13, 2013 | 8:20 AM


Perjuangan Ibu untuk Menebus Ijazah Anaknya 


Bandung,(Pripos)-Keinginannya untuk mengantarkan anak laki-laki semata wayangnya menjadi orang yang berpendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga mampu  membantu meringankan beban hidupnya  harus tertunda. Pasalnya, anak tersebut harus menjalani sanksi sekolah tempat ia selama ini menuntut ilmu. Setelah dinyatakan lulus dari sebuah SMK swasta  di Kota Bandung dengan nilai baik pada tahun 2011 lalu, si anak tidak serta merta mendapatkan surat tanda kelulusan (Ijazah) sebagaimana teman-temannya yang lain.  Ini karena si anak belum lunas uang sekolah.  Sebagai jaminannya, ijasah ditahan oleh pihak sekolah.
Kejadian ini dialami oleh Jumiaty (54) seorang penjual nasi pecel keliling.  Melihat anaknya yang terus murung di rumah karena malu ijazahnya ditahan dan tidak segera dapat menebusnya, Jumiaty terus mencari jalan.  Melalui orang-orang yang menjadi langganan pecelnya,  siapa tahu ada yang berbaik hati, Jumiaty menuturkan keluhannya itu.   Tapi hingga tahun berganti,  dewa penolong yang diharap-harapkan itu tidak kunjung datang.  Si anak pun kian bersedih dan kesal tidak karuan. Ingin bekerja persyaratan ijazah belum punya, sementara menjadi penganggur  kasihan melihat orang tuannya.  Setengah berputus asa, Jumiaty mencoba bangkit kembali.  Dengan tergopoh-gopoh bersama orang yang berbaik hati, Jumiaty datang ke kantor redaksi Priangan Pos di Jalan Singaperbangsa Bandung.
Di situ Jumiaty menyampaikan  kisah perjalanan hidupnya kepada salah seorang awak redaksi  Ronny.  Kendati hanya penjual nasi pecel kelilig, perempuan  yang selalui setia mendampingi suami yang terkena sakit menahun itu, ingin melihat anak cucunya kelak menjadi orang yang sukses.  Kali ini ia sadar, tengah menghadapi ujian dan cobaan. Sekadar  kekurangan kebutuhan makan  untuk menyambung hidup sehari-hari,  baginya suatu cobaan yang tidak terlalu sulit, namun katanya, hal yang tidak bisa ditahan melihat anak harus menanggung malu, karena belum bisa membayar uang sekolah dan uang menebus ijazah yang besarannya mencapai jutaan rupiah. Untuk mendapat uang sebesar itu dengan hanya mengandalkan hasil  penjualn pecel , sulit baginya segera terpenuhi.
Penderitaan seorang Ibu dari dua orang anak bersama suami yang tidak lagi mampu berbuat banyak untuk keluargnya, adalah suatu kenyataan.  Jumiatu menerima itu dengan  lapang dada, karena masih ada  harapan yakni kepada si jalu satu-satunya. Karena anak satunya lagi sulung perempuan  hanya mampu tamat sekolah SD.  
Untuk itu dengan berbagai cara, daya dan upaya, Jumiaty ingin membuktikan bahwa ia mampu membayar uang sekolah dan uang tebusan ijazah anak laki-lakinya itu. Kepada siapa pun yang berbaik hati mau mendharmakan kebaikannya atas kesulitan yang menghimpitnya, dengan tetap tawadlu pada Tuhan Yang Maha Kuasa, ia sangat bersenang hati. Karena jika masalah ini dapat tertanggulangi, maka masa depan anak harapannya itu, kian terbuka labar.  
Kedatangannya ke redaksi Priangan Pos, Jumiaty lengkap dengan membawa dokumen seperti katu KK dan surat keterangan tidak mamu dari RT/RW setempat . Saat ini Jumiaty dan keluarganya tinggal di Babakan Sumedang, Kelurahan Babakan Sari, Kec. Kiaracondong Kota Bandung. Sang suami bernama Saiji dan anak sulungnya Prihatin dan anak bungsunya Wahyu Soleh Santoso. (ronny)

0 comments:

Post a Comment