Oni SOS, Tetap Lurus di Jalannya
Bandung,(Pripos28/9)Maraknya komedian atau artis yang beralih menjadi politisi, baik di tingkat daerah maupun nasional cukup menyisakan banyak cerita. Setelah Rano Karno yang sukses mendulang jabatan sebagai Wakil Walikota Tangerang dan sekarang beralih menjadi Wakil Gubernur Banten, kemudian Dede Yusuf yang sukses menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat, muncul pula kabar bahwa pelawak asli sunda Sumardi atau Oni SOS telah di pinang oleh salah satu partai untuk menjadi Wakil Bupati Subang.
Menurut berita yang beredar, Oni SOS mendapat dukungan yang
cukup besar untuk memimpin tanah kelahirannya. Latar belakang dirinya yang
konsens memajukan budaya sunda di tambah popularitas sebagai salah seorang
pelawak tanah air menjadi pertimbangan salah satu Partai politik di Indonesia yang
mendaulat dirinya untuk maju di Pilkada Subang. Apalagi beredar berita bahwa
Oni SOS akan bersaing memperebutkan tampuk kekuasaan di daerah Subang bersama
artis papan atas yang sekarang menjadi politisi Senayan, Primus Yustisio.
Saat dikonfirmasi
wartawan PP terkait pemberitaan tersebut, Oni hanya menanggapi dengan nada
santai. “setiap orang kan punya pilihan, saya tetap memilih jalur hidup saya
sebagai seniman”, katanya dengan suara khas yang menyerupai gurunya Kang Ibing.
“bagi saya dunia
seperti itu terlalu hitam, saya khawatir mencederai kepercayaan masyarakat.
Setiap orang punya kapasitas untuk memajukan daerahnya. Yang terpenting bagi
saya, tatar sunda tetap maju. Kalau
untuk sekedar meramaikan pesta demokrasi, ya kita lihat saja nanti”, ujarnya.
Tercatat, beberapa
artis tanah air yang kini memilih jalur politik dalam hidupnya. Sebutlah misalnya
Eko Patrio, Rieke Dyah Pitaloka (oneng), Ginanjar, Rachel Maryam, Tantowi
Yahya, Nurul Arifin, dan masih banyak lagi artis yang kini bergelut
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang diwakilinya.
Jika hadirnya para
artis tersebut dalam kancah perpolitikan Indonesia memberikan kontribusi nyata,
tak mengapa. Apalagi undang-undang Negara kita mengamanatkan supaya Pemerintah
memberikan kebebasan berpendapat dan
persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara. pertanyaannya adalah
seberapa besar kapasitas dan kemampuan
yang mereka (para artis-red) miliki untuk memimpin dan menyampaikan aspirasi
masyarakat. Jangan-jangan, popularitas mereka hanya dimanfaatkan oleh partai politik untuk
mengembungkan suara partai di parlemen. (Ridwan Rustandi)
0 comments:
Post a Comment