Ternyata, Generasi Muda pun Menikmati Keroncong
Bandung,(Pripos 29/9)-Hingar bingar kepadatan
kota bandung pada Jumat (28/09) malam
diramaikan oleh Festival Braga yang diselenggarakan untuk memperingati HUT Kota Bandung ke-202. Rencananya, Braga Festival akan berlangsung sejak tanggal
28 sampai 29 September 2012. Dalam festival ini akan ditampilkan beragam produk
kreatifitas warga bandung, mulai dari handycraft, makanan, seni rupa, sampai
dengan musik.
Musik, menjadi daya
tarik tersendiri dalam penyelenggaraan Braga Festival tiap tahunnya. Kali ini,
muda-mudi dari berbagai penjuru Kota Bandung berkumpul di satu titik wilayah
Selatan Jalan Braga untuk menikmati setiap alunan musik yang dimainkan. Tampak,
musik rege menjadi sorotan penuh dari generasi muda kota Bandung. Pasalnya,
hampir sebagian besar dari mereka larut dalam melodi musik rege yang membahana
sepanjang jalan Braga. Mereka tak canggung bergoyang bersama untuk melepaskan
penat sesaat. Selain rege, dangdut dan keroncong turut memeriahkan Braga
Festival Music Stage tahun ini.
Yang menarik adalah
penampilan grup musik keroncong yang memadukan alunan musik tradisional dan
modern. Adalah Gempol Gendik, grup musik etnik Keroncong yang turut meramaikan Music Stage Braga Festival. Grup yang dimotori
oleh Adhi (Bass), Dedi (Sello), Ricky (Gitar), Iwan (Cukulele), Guno (Cha), Bagus
(Flute), dan Satopo (Biola) ini, terbukti mampu menyihir pengunjung malam itu.
Bukan hanya generasi tua yang terkesima dengan penampilan mereka, pun generasi
muda turut menikmati irama musik yang didendangkan.
Riksa Al-Hasyim(25),
salah seorang pemuda Kota Bandung mengaku merasa terangsang untuk mempelajari
lebih dalam tentang musik Keroncong. “saya merasa ter-stimulus dan bergairah
melihat pagelaran musik keroncong kali ini, semoga ke depan generasi muda bisa
menjadi penerus dalam melestarikan musik ini”, ungkapnya.
Hal serupa dilontarkan
Arie Al-basyiah (26), ia memandang bahwa pentas musik keroncong ini memberikan
motivasi positif kepada generasi muda agar mempelajari dan mempertahankan
musik-musik tradisional yang dikhawatirkan akan punah. “positif sekali. Semoga
di lain waktu, diadakan lagi pementasan musik-musik tradisional yang hampir
punah”, ujarnya.
Kepada Wartawan PP, Widharto
(50) Anggota Gempol Gendik mengungkapkan pengalamannya dalam memperkenalkan
musik keroncong kepada generasi muda. Melalui Komunitas Keroncong Cyber, Gempol
Gendik bercengkerama dengan para penggemar musik keroncong di seluruh
Indonesia. Bahkan Buletin khusus yang menceritakan seputar Keroncong diterbitkan
sebagai media publikasi dan komunikasi antar penikmat Keroncong.
Grup Musik yang berdiri sejak tahun 2006 ini
pernah melakukan beberapa pementasan di seluruh Nusantara, mulai dari Jakarta,
Bandung, Solo, Bogor, bahkan di Medan.
Semua yang mereka lakukan sebagai ikhtiar dalam melestarikan budaya
nasional. “Harapan kami, semoga musik keroncong ini tidak hanya dinikmati oleh orang
Indonesia saja, tapi dunia. Keroncong ini bukan hanya milik Indonesia, tapi
musik dunia”, tegasnya.(Ridwan Rustandi)
0 comments:
Post a Comment