Sosialisasi Calon Bisa
Bingungkan Masyarakat
Bandung, Rabu 12/12 (Pripos),- Jajaran Komisi Pemilihan Umum
Provinsi Jawa Barat (KPU Jabar) sulit mematok target jumlah pemilih yang
menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat
(Pilgub) 2013, karena terkendala oleh sosialisasi para calon yang boleh jadi
justru membingungkan masyarakat. Akhirnya, pemilih malah menjadi antipati dan apatis
terhadap penyelenggaraan Pilgub, memilih diam dan tidak datang ke TPS (tempat
pemungutan suara) alias menjadi golongan putih (golput).
“Kendati KPU Jabar dan KPU kabupaten/kota telah memaksimalkan memberi informasi
sejelas-jelasnya kepada masyarakat agar semakin memiliki kebebasan menentukan
pilihannya, menjauhkan unsur pemaksaan agar memilih pasangan yang satu atau
lainnya, dan mengimbau agar melakukan pencoblosan pada Minggu 24 Februari 2013,
tetap saja tidak bisa menggiring seluruh pemilih ke TPS untuk pencapaian target
tertentu,” ungkap Ketua KPU Kab. Garut Aja Rowikarim, kepada wartawan usai
pelaksanaan sosialisasi Pilgub 2013 di Car Free Day Jl. A. Yani Garut, Minggu
kemarin.
Menurut Aja, ada juga kecenderungan jika masyarakat sudah mengerti dan paham,
justru mereka memilih atas pilihannya sendiri, apakah nanti mencoblos atau
tidak adalah hak mereka. Jadi, ada sisi negatif kalau kita terus-terusan
memberikan pemahaman. Sebab berdasarkan pengalaman, semakin masyarakat mengerti
malah bisa menjadi bingung dan berpikir duakali untuk mencoblos.
“Kecuali kalau kita paksakan dengan ada regulasi nya. Misalnya ada aturan dalam
undang-undang kalau tidak memilih diberi sanksi, maka kita bisa pasang target
supaya meraih 90 persen suara. Maka sekalipun Pilgub kita sosialisasikan dan
kampanye besar-besaran, pemilih tetap punya pilihan tersendiri. Meski di
Indonesia memilih adalah hak dan bukan kewajiban bagi warga negara, khusus di
Garut pasti akan mencapai jumlah pemilih 65 sampai 70 persen yang menggunakan
hak pilihnya pada Pilgub 2013. Insya Allah,” kata Aja Rowikarim.
Aja menjelaskan panjang lebar mengenai sosialisasi Pilgub yang dilaksanakan KPU
Garut, yakni lebih diorientasikan kepada pemilih pemula, kalangan lanjut usia
(lansia), kelompok strategis dan tokoh masyarakat, serta masyarakat terpencil
di pelosok pedesaan dan pesisir pantai yang belum terjangkau media informasi
siaran televisi.
KPU Garut, lanjutnya, dalam sosialisasi Pilgub tidak mengorientasikan
pemasangan spanduk atau baliho. Namun lebih mengutamakan tatap muka atau
bertemu langsung dengan simpul-simpul masyarakat melalui berbagai kegiatan,
selain menjalin kerjasama dengan 12 stasiun radio untuk terus menyosialisasikan
dari awal tahapan sampai saat ini.
“Tatap muka, kami lakukan di pelosok desa sampai kawasan padat penduduk di
Garut Kota, seperti di pasar atau pusat-pusat perbelanjaan dan perdagangan,
pusat keramaian di lapangan yang sering dipakai senam oleh ibu-ibu dan kaum
lansia. Di kota sendiri sudah tersosialisasikan lewat radio, koran, website dan
talk show yang kami selenggarakan. Warganya sudah dijangkau informasi mengenai
Pilgub. Setiap tahapan kami informasikan, misalnya sekarang kita memasuki
tahapan pemutakhiran data pemilih,” paparnya.
Khusus untuk pemilih pemula, menurut Aja, sosialisasi dilakukan dengan
mengadakan cerdas cermat bagi siswa seluruh SMA dan SMK di Garut. Paling tidak
para siswa mengenal dan mengetahui tentang Pilgub. Karena diantara mereka
banyak yang sudah memiliki hak pilih, maka diharapkan tumbuh kesadaran untuk
melakukan pencoblosan pada waktunya nanti, yaitu Minggu 24 Februari 2013.
“Sosialisasi KPU sudah mencakup 100 persen wilayah Garut, sehingga kami yakin
seluruh masyarakat kabupaten ini sudah tersentuh informasi Pilgub,” tandanya
seraya menjawab soal kinerja Pokja Sosialisasi KPU Jabar, yang disebut Aja
hanya bersifat instruksi dan regulasi. Sedangkan inplementasinya tetap
tergantung di KPU kab/kota, serta bergantung pada kelihaian dan kepiawaian KPU
kab/kota bersangkutan. (fauzi/kpud
0 comments:
Post a Comment