GIGI BERLUBANG

Written By Unknown on Thursday, January 31, 2013 | 4:26 PM


GIGI BERLUBANG DAPAT AKIBATKAN MENINGITIS 

  
BANDUNG,Pripos.- Hasil Survei Kesehatan Nasional Indonesia pada tahun 2001-2012, penyebab kematian kedua terbesar akibat penyakit infeksi pada bayi adalah penyakit pada pernapasan. Sementara pada anak-anak usia di bawah lima tahun, pembunuh paling besar adalah pneumonia yang mencapai 23%.

Sementara, di ruang kerjanya, Dr. Purboyo Solek, Sp.A(K) mengungkapkan, “Ada beberapa jenis infeksi pneumokokus, diantaranya infeksi pada bagian otak (radang selaput otak) atau meningitis.”

Untuk kasus meningitis, ada beberapa bakteri yang biasa menyerang, yakni Streptococcus pneumoniae, Haemophilis influenza type B, Neisseria meningitis  dan Bakteri golongan  coli yang terdapat di saluran cerna. “Penyebab lain adalah gigi berlubang/caries, radang pada telinga (otitis media suppurativa atau bernanah), “ katanya.

Menurut dokter yang tengah melanjutkan pendidikan PhD di Universiti Kebangsaan Malaysia ini, “Penyakit ini dikatagorikan berat karena dapat menyebabkan kematian hanya dalam waktu 48 jam, bahkan bila sembuh pun dapat menimbulkan gejala sisa berupa kecacatan permanen seperti; ketulian, gangguan pada penglihatan, kelumpuhan, kemunduran intelegensi atau perilaku mental retardasi (RM).”

Dijelaskannya, “Penyakit yang biasa menyerang anak-anak ini (karena pembentukan antibodi pada anak belum sempurna) menunjukkan gejala-gejala, diantaranya; demam lebih dari 38,5 derajat celcius disertai Kejang demam yang cukup lama (bisa lebih dari 10 menit) dan setelah kejang berhenti biasanya penderita tidak sadarkan diri.“ Di beberapa kasus bahkan timbul nyeri kepala hebat, mual, muntah, diare bahkan takut pada cahaya (photophobia). “Dengan pemeriksaan CT Scan akan didapat tanda dari susunan saraf pusat yang merupakan tanda anak terserang meningitis atau tidak.” Ungkap konsultan saraf anak ini.

Bila ternyata si kecil terserang, maka menurut konsultan pada Indigrow-Children Development & Autism Center, “.. pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab.” Sarannya, “Yang terbaik lakukan pencegahan  dengan senantiasa hidup sehat dan selalu memberikan imunisasi lengkap pada anak, seperti Vaksinasi HiB (Haemofilus Influensa B) dan IPD karena dari penelitian di Amerika, pemakaian vaksin tersebut  bukan saja menurunkan frekuensi akibat bakteri pada anak-anak saja, melainkan juga pada orang dewasa yang berada di lingkungan tersebut.”(PP-015/Tea)

0 comments:

Post a Comment