Gubernur
Jabar ‘Bingung’ Bagikan Mobil Sekolah
Bandung,Pripos.-Rencananya
mobil bus tersebut akan diserahkan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan , Januari
2013 kepada empat wilayah (bakorwil) yang ada.
Mobil bus berkapasitas 30-40 penumpang merupakan bantuan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat yang dibeli dari dana APBD tahun anggaran 2012. Alasan
pembelian mobil bantuan itu mulia yakni sebagai bus bantuan angkutan siswa terutama di daerah
pelosok dan perbatasan, maka disebut bus sekolah. Hanya moment waktu pembelian
dan penyerahannya serta logo gambar pada badan bus yang memfokuskan Gubernur Ahmad Heryawan bersama siswa-siswi tanpa
Wakil Gubernur Dede Yusuf , mengundang friksi bermasalah.
Beberapa sumber terpecaya menyebutkan bus
sekolah yang dibeli Pemprov. Jabar
oleh Biro Pengelolaan Barang Daerah berjumlah
lima unit. Kelima bus tersebut telah diserahkan oleh pihak dealer dan saat ini sudah diparkir di halaman Kantor
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, jln……..Bandung. Disebutkan
proses pembelian mobil kepada
pihak ketiga dilakukan melalui lelang secara fair dan terbuka sesuai dengan
prosedur peraturan dan perundangan yang ada. Mobil bus bermerek Venus tersebut
dikaroseri oleh PT. Restu Ibu beralamat
di Jln Raya Citeureup Km 2,5 Kab. Bogor.
Sebelum dilakukan upacara serah
terima kelima kendaraan mini bus sekolah tersebut, beberapa pihak yang sempat
dikonfirmasi Priangan Pos mengatakan
sampai saat ini belum ada kata sepakat siapa yang akan bertanggungjawab
mengenai operasional mobil tersebut.
Diketahui bahwa kendaraan itu harus dirawat, dipelihara dan jelas
kepentingan kegunaannya. Bahkan, jika
difungsikan sebagai bus angkutan, maka problemnya pada trayek. Diprediksi bakal terjadi benturan dengan
trayek angkutan pedesaan (Angkotdes).
Sumber lain menyatakan, pengadaan
bantuan bus sekolah terkesan dipaksakan. Kendati peruntukannya
tepat sasaran, namun strategi waktu penyerahan yang berdekatan dengan masa
kampanye pemilihan gubernur (Pilgub) Jabar Pebruari 2013 membuat jajaran intansi
pemerintah sendiri terutama OPD yang mendapat tugas merasa kebingungan. Problemnya seperti dihadapkan pada kondisi
‘simalakama’ . Tidak dijalankan atau disalurkan, barangnya sudah dibeli,
sementara jika dibagikan dan dioperasionalkan situasinya tidak mendukung. “Masalahnya saat ini situasinya lagi
sensitive, takut nanti malah dianggap sebagai temuan,” kata
sumber tersebut.
Jajaran pejabat Kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat ketika dimintai tanggapannya, tidak ada yang
berani berkomentar. Salah seorang bagian
pengelolaan asset yang tidak mau disebutkan namanya hanya menyatakan bahwa bus tersebut tuntas . Tuntas yang dimaksud
adalah ‘tuntutan dari atas’ , istilah baru yang mereka buat sendiri.
Salah seorang pejabat di Biro
Pengelolaan Barang Daerah Setda Jabar, sebagai intansi yang melakukan
pembelian bus tersebut mengaku hanya menjalankan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan setelah diserahkan ke Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, maka tidak lagi memiliki kewenangan. Masalah perawatan
bus, katanya, dengan sendirinya menjadi tanggungjawab pihak penerima bantuan
mobil bus tersebut.
Sementara salah seorang pejabat di
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat sebagai instansi yang berwenang mengelola
trayek angkutan, mengaku telah mendapat konfirmasi mengenai pengadaan mobil bus
sekolah tersebut. Pihaknya pun telah
diminta untuk mengkondisikan trayek atau jalur yang akan dilalui bus
tersebut. Hingga saat ini masih terus
diproses termasuk telah dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak seperti organda
untuk masalah trayek ini. (tim)
0 comments:
Post a Comment