Mengapresiasikan Seni
Lewat Lagu Daerah
Bandung- Pripos. Pada 22 Desember 2012, video Gangnam
Style mencapai satu miliar views di situs Youtube.
Psy sang penyanyi patut bangga, karena demamGangnam Style mewabah
di mana-mana. Tidak bisa dipungkiri, sejak beberapa tahun terakhir ini,
Indonesia terkena terpaan dahsyat Hallyu atau Gelombang
Korea (Selatan). Tersebarnya budaya pop Korea Selatan di negara
ini, menimbulkan antusiasme masyarakat untuk mempelajari bahasa dan
budaya Negeri Ginseng itu. Namun, terpaan budaya luar negeri yang tidak
disertai filter diri masyarakat, menimbulkan efek negatif. Kebudayaan dan
kesenian lokal semakin terpinggirkan, terasing di tanah sendiri.
Jika hal ini terus
terjadi, bukan mustahil kesenian lokal akan punah suatu saat nanti. Untuk itu,
diperlukan upaya-upaya pelestarian, atau bahkan pengenalan kembali kesenian
lokal kepada masyarakat. Rupanya, tantangan ini dijawab oleh IKIAD Provinsi
Jawa Barat—forum koordinasi para istri serta ibu anggota DPRD dan pimpinan
daerah Jawa Barat—lewat Lomba Vocal Group Lagu Daerah,
di Hotel Savoy Homann (28/1).
“Melalui kegiatan ini,
kita ingin mengapresiasi seni daerah, sehingga menimbulkan kecintaan terhadap
seni daerah,” papar Ir. Endang Irfan Suryanagara, Ketua IKIAD Jawa Barat.
Selain itu, menurut Endang, acara ini juga merupakan forum silaturahmi dan
pengikat persatuan antar anggota, karena kesibukan sebagai istri dan ibu di
rumah cukup menyita waktu.
Lomba ini diikuti lima
tim, yaitu Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Persit
Kartika Chandra Kirana, Bhayangkari, Dharma Yukti Karini, dan Tim IKIAD Jabar.
Masing-masing tim harus membawakan lagu wajib Keluarga Bahagia, dan
satu lagu pilihan. Semua lagu pilihan merupakan lagu daerah berbahasa Sunda,
yaitu Emut Bae, Kabogoh Jauh, Warung Pojok,
dan Manuk Dadali.
Satu hal yang patut
diketahui, lagu Keluarga Bahagia merupakan ciptaan istri
Gubenur Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan. Adanya lagu ini merupakan salah
satu bentuk kepedulian Netty pada kesenian, dan tentunya menambah khazanah
kesenian Indonesia. “Sebetulnya, masih banyak lagu yang diciptakan oleh
komposer yang lebih baik dari saya. Tapi lagu ini membawa semangat ketahanan
keluarga. Tidak ada bangsa yang maju tanpa unit-unit sosial atau keluarga yang
memiliki daya tahan dari unsur destruktif yang bisa menghancurkan keluarga,”
papar Netty.
Menurut Netty, banyak
masalah berhulu dari keluarga. Contohnya, saat ini 3,8 juta orang Indonesia
adalah pengguna narkoba. Mirisnya, porsi terbesar dari angka itu adalah remaja.
“Maka, kalau ada anak 10 tahun memakai narkoba, tentu kita tidak bisa protes ke
Kapolda. Tapi, di mana orangtuanya ketika anak butuh apresiasi atau saat anak
masuk masa transisi?” tanya Netty retoris.
Netty prihatin, karena
anak-anak yang masih panjang masa depannya, yang mungkin calon pemimpin
Indonesia suatu hari nanti, harus mati sia-sia. Oleh karena itu, lagu Keluarga
Bahagia adalah ungkapan atau harapan bahwa keluarga harus berangkat
dari cinta kasih dan berdimensi dunia-akhirat. “Bukan dengan cinta semalam,
cinta empat malam, atau cinta sebulan,” canda Netty.
Netty pun
menyampaikan apresiasinya atas acara ini. Menurut Netty, hidup memang harus
dijalani dengan seimbang di segala hal, agar tidak monoton. “Jika agama membuat
hidup lebih terarah, teknologi membuat hidup lebih mudah, maka seni membuat
hidup lebih indah,” tambah Netty.
Selain itu, menurut
Netty, setiap orang memiliki kecerdasan masing-masing, termasuk kecerdasan
musikal. Adanya acara ini merupakan media untuk mengembangkan kecerdasan itu.
Hal ini bisa terjadi karena penilai lomba ini merupakan seniman yang sudah
berpengalaman di bidang musik.
Misalnya, Pudja
Kusumah merupakan pimpinan orkestra TVRI, dan sering menjadi penata musik acara
nasional. Selanjutnya, Yuyu Koswara adalah seniman perempuan yang sarat
prestasi. Yuyu pernah menjuarai Olimpiade Musik Dunia, dan bersama Idang Rosidi
mengisi acara Oslo Jazz Festival. Tidak kalah penting adalah Nana Suryana
Fatah. Pria yang juga anggota Elfa’s Singer ini sering muncul dalam acara
kesenian, baik on air maupun off air.
Akhirnya, tim juri memutuskan tim Persit Kartika Chandra Kirana sebagai juara
1, tim Bhayangkari juara 2, dan tim TP PKK juara 3. ( PP-056 )
0 comments:
Post a Comment