Mengapresiasikan Seni Lewat Lagu Daerah

Written By Unknown on Wednesday, January 30, 2013 | 8:00 AM


Mengapresiasikan Seni Lewat Lagu Daerah

  
Bandung- Pripos.  Pada 22 Desember 2012, video Gangnam Style mencapai satu miliar views di situs Youtube. Psy sang penyanyi patut bangga, karena demamGangnam Style mewabah di mana-mana. Tidak bisa dipungkiri, sejak beberapa tahun terakhir ini, Indonesia terkena terpaan dahsyat Hallyu atau Gelombang Korea (Selatan). Tersebarnya budaya pop Korea Selatan di negara ini,  menimbulkan antusiasme masyarakat untuk mempelajari bahasa dan budaya Negeri Ginseng itu. Namun, terpaan budaya luar negeri yang tidak disertai filter diri masyarakat, menimbulkan efek negatif. Kebudayaan dan kesenian lokal semakin terpinggirkan, terasing di tanah sendiri.

Jika hal ini terus terjadi, bukan mustahil kesenian lokal akan punah suatu saat nanti. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya pelestarian, atau bahkan pengenalan kembali kesenian lokal kepada masyarakat. Rupanya, tantangan ini dijawab oleh IKIAD Provinsi Jawa Barat—forum koordinasi para istri serta ibu anggota DPRD dan pimpinan daerah Jawa Barat—lewat Lomba Vocal Group Lagu Daerah, di Hotel Savoy Homann (28/1).

“Melalui kegiatan ini, kita ingin mengapresiasi seni daerah, sehingga menimbulkan kecintaan terhadap seni daerah,” papar Ir. Endang Irfan Suryanagara, Ketua IKIAD Jawa Barat. Selain itu, menurut Endang, acara ini juga merupakan forum silaturahmi dan pengikat persatuan antar anggota, karena kesibukan sebagai istri dan ibu di rumah cukup menyita waktu.

Lomba ini diikuti lima tim, yaitu Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Persit Kartika Chandra Kirana, Bhayangkari, Dharma Yukti Karini, dan Tim IKIAD Jabar. Masing-masing tim harus membawakan lagu wajib Keluarga Bahagia, dan satu lagu pilihan. Semua lagu pilihan merupakan lagu daerah berbahasa Sunda, yaitu Emut BaeKabogoh JauhWarung Pojok, dan Manuk Dadali.

Satu hal yang patut diketahui, lagu Keluarga Bahagia merupakan ciptaan istri Gubenur Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan. Adanya lagu ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Netty pada kesenian, dan tentunya menambah khazanah kesenian Indonesia. “Sebetulnya, masih banyak lagu yang diciptakan oleh komposer yang lebih baik dari saya. Tapi lagu ini membawa semangat ketahanan keluarga. Tidak ada bangsa yang maju tanpa unit-unit sosial atau keluarga yang memiliki daya tahan dari unsur destruktif yang bisa menghancurkan keluarga,” papar Netty.

Menurut Netty, banyak masalah berhulu dari keluarga. Contohnya, saat ini 3,8 juta orang Indonesia adalah pengguna narkoba. Mirisnya, porsi terbesar dari angka itu adalah remaja. “Maka, kalau ada anak 10 tahun memakai narkoba, tentu kita tidak bisa protes ke Kapolda. Tapi, di mana orangtuanya ketika anak butuh apresiasi atau saat anak masuk masa transisi?” tanya Netty retoris.

Netty prihatin, karena anak-anak yang masih panjang masa depannya, yang mungkin calon pemimpin Indonesia suatu hari nanti, harus mati sia-sia. Oleh karena itu, lagu Keluarga Bahagia adalah ungkapan atau harapan bahwa keluarga harus berangkat dari cinta kasih dan berdimensi dunia-akhirat. “Bukan dengan cinta semalam, cinta empat malam, atau cinta sebulan,” canda Netty.

Netty  pun menyampaikan apresiasinya atas acara ini. Menurut Netty, hidup memang harus dijalani dengan seimbang di segala hal, agar tidak monoton. “Jika agama membuat hidup lebih terarah, teknologi membuat hidup lebih mudah, maka seni membuat hidup lebih indah,” tambah Netty.

Selain itu, menurut Netty, setiap orang memiliki kecerdasan masing-masing, termasuk kecerdasan musikal. Adanya acara ini merupakan media untuk mengembangkan kecerdasan itu. Hal ini bisa terjadi karena penilai lomba ini merupakan seniman yang sudah berpengalaman di bidang musik.

Misalnya, Pudja Kusumah merupakan pimpinan orkestra TVRI, dan sering menjadi penata musik acara nasional. Selanjutnya, Yuyu Koswara adalah seniman perempuan yang sarat prestasi. Yuyu pernah menjuarai Olimpiade Musik Dunia, dan bersama Idang Rosidi mengisi acara Oslo Jazz Festival. Tidak kalah penting adalah Nana Suryana Fatah. Pria yang juga anggota Elfa’s Singer ini sering muncul dalam acara kesenian, baik on air maupun off air.  Akhirnya, tim juri memutuskan tim Persit Kartika Chandra Kirana sebagai juara 1, tim Bhayangkari juara 2, dan tim TP PKK juara 3. ( PP-056 )

0 comments:

Post a Comment