Peran Media dalam Menjaga Lingkungan

Written By Unknown on Friday, August 31, 2012 | 2:28 PM



Peran Media dalam Menjaga  Lingkungan
          Oleh  Eko Harry Susanto

Eksistensi media yang dapat menyebarkan pesan kepada khalayak luas, dimanfaatkan  untuk menyadarkan  masyarakat terhadap pentingnya pelestarian  lingkungan hidup untuk kesejahteraan manusia.  Melalui pemberitaan, kampanye publik,  iklan layanan masyarakat, dan propaganda, media diharapkan mampu  berperan dalam menjaga keseimbangan alam, lingkungan sosial, ekonomi  dan politik yang berkembang dalam satu kawasan.
Karena itu, media massa   memiliki tanggungjawab dalam  memberikan informasi, tayangan dan siaran yang benar, akurat, dan jelas (Henessy, 1990 : 24). Dikaitkan dengan kebutuhan informasi,   Rosenthiel (dalam Haryanto, 2010:7), menyebutkan, hak atas informasi  adalah hak dasar yang melekat dalam diri manusia. Hak atas informasi  sebagai naluri kesadaran manusia untuk mengetahui hal – hal di luar  dirinya. Hak ini diakui dalam pasal 19 Deklarasi Umum HAM, yang disahkan tahun 1948. karena itu,  hak atas informasi harus terus  dijaga dan diperjuangkan termasuk  jika menghadapi manipulasi yang dilakukan oleh para pebisnis maupun pejabat  pemerintah dan politisi.
Kendati demikian, media juga tidak semata – mata dapat menyebarkan pesan – pesan lingkungan hidup sesuai pesanan dari pihak tertentu yang berupaya mempengaruhi masyarakat. Sebab, dalam bingkai kebebasan informasi, mereka memiliki kemandirian untuk menetapkan  pemberitaan ataupun penyiaran yang menjadi karakteristiknya.
Selain itu, media masa juga memiliki ideologi, yang terdiri atas orientasi  bisnis dan idealisme dalam menjalankan fungsi informasi. Dengan demikian,  pemerintah dan semua entitas yang mengklaim peduli terhadap  lingkungan hidup, juga tidak bisa memaksa media  untuk menyiarkan pesan  tentang lingkungan hidup. Terlebih lagi yang berkonotasi pembelaan terhadap tuduhan pelanggaran lingkungan dari elite di tubuh pemerintah, perusahaan maupun politik, media massa berhak untuk melakukan penolakan.
Pada konteks ini, ideologi media dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aspek historis, asosiasi kelembagaan, dan aspek lain  yang terikat oleh tujuan media massa (Lull, 1998 :1). Dari faktor – faktor tersebut, media tetap diharapkan bisa ikut memelihara lingkungan dengan menjalankan fungsi kekritisan terhadap pelanggaran terhadap lingkungan hidup.
Kompleksitas pemeliharaan lingkungan yang  sudah diatur dalam UU No.32/2008 secara substantive dapat berhasil penerapannya di masyarakat jika mendapat dukungan dari media yang peduli tehadap lingkungan. Isi pemberitaan media, sejatinya menyangkut aspek yang bernilai positif dalam pengendalaian lingkungan,  sampai kepada berita yang mengancam  kelangsungan hidup alam dan lingkungannya. Media selayaknya  lebih berpihak kepada kepentingan masyarakat untuk jangka panjang. Karena itu isu kerusakan lingkungan yang dipicu oleh pembangunan berorientasi  bisnis semata dan pengabaian kelestarian lingkungan harus menjadi perhatian dan diinformasikan kepada khalayak.
Hakikatnya, media dengan kekuatan komunikasinya harus  berjalan seiring dengan program pemeliharaan lingkungan. Beberapa hal yang perlu didukung oleh media massa dalam penegakan peraturan lingkungan antara  lain adalah (1) masyarakat  berhak  memperoleh pengetahuan tentang lingkungan  hidup yang baik dan sehat; (2) setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap  rencana  usaha  dan/atau  kegiatan  yang  diperkirakan  dapat  menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup; (3) setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (4) setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran  dan/atau perusakan lingkungan hidup.
Masalah – masalah tersebut memerlukan  peran media massa  untuk memberikan informasi yang transparan dan memacu keikutsertaan masyarakat dalam pengawasan terhadap lingkungan. Supaya  informasi yang disebarkan media dipercaya  khalayak, Gordon, Deines dan  Havice (2010: 175) menyarankan, wartawan  harus mengembangkan kemampuan untuk mengurangi  ketidakpastian lingkungan melalui bekerjasama  dengan ilmuwan. Oleh sebab itu, relasi antara pekerja media dengan ilmuwan dan sumber informasi lain yang dipercaya harus tetap dipertahankan.
Bagiamanapun juga, kondisi lingkungan yang sehat  atau  sebaliknya lingkungan yang rusak dan membawa dampak buruk bagi masyarakat di berbagai kawasan, selayaknya menjadi kepedulian media massa dalam menjalankan fungsi transparansi pemberitan. Jika media tidak menghiraukan penyimpangan dalam pengelolaan lingkungan, informasi yang beredar di masyarakat akan didominasi oleh pesan sepihak  yang berasal dari pemerintah maupun para pemilik modal yang mengabaikan lingkungan hidup.
Padahal, dalam pasal 6 UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 jelas disebutkan,  pers nasional  melaksanakan fungsinya dalam memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui, melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal – hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, fingsi pengawasan dan kritik harus tetap melekat di media massa.
Undang – Undang PPLH juga mengamanatkan  perlunya tranparansi informasi dalam mengelola lingkungan hidup. Tidak boleh ada informasi yang disembunyikan  karena menyangkut kepentingan ataupun kredibilitas  pemerintah, pemilik modal  dan tokoh masyarakat. Berdasarkan UU No. 32/2008, setiap orang dilarang memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar. Artinya, media massa dapat melakukan pemberitaan transparan, tanpa  khawatir terhadap tekanan elite dalam kekuasaan negara maupun para pemilik modal yang memiliki otoritas luas di masyarakat.
Representasi dari keterbukaan informasi lingkungan hidup pada badan publik,- pemerintah di pusat maupun di daerah,  harus  mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup yang transparan, demi  mendukung  kebijakan perlindungan dan pengelolaan  lingkungan.
Sistem informasi lingkungan hidup paling tidak  memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain. Sistem informasi lingkungan hidup dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat. Jelas sistem informasi lingkungan bisa lebih diketahui oleh masyarakat jika didifusikan melalui media massa.
Menyangkut peran  dalam pelestarian lingkungan, masyarakat memiliki hak untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Peran masyarakat dapat berupa penyampaian informasi atau laporan. Peran ini  gaungnya lebih luas,  jika memanfaatkan media massa, baik cetak maupun elektronik.
Laporan ketimpangan dalam pemeliharaan lingkungan hidup akan cepat direspon oleh masyarakat, pemerintah maupun  lembaga swasta jika disampaikan melalui media massa. Dampak yang diharapkan dari pemberitaan atau penayangan problem lingkungan diharapkan pemerintah, pemilik modal dan pihak – pihak yang berkepentingan dengan lingkungan hidup dapat membuat solusi yang lebih baik. Jadi intinya,  media massa bisa memengaruhi pemerintah dan pihak terkait dalam mencari solusi untuk mengatasi problem lingkungan hidup.
Namun persoalannya, dalam koridor kebebasan pers, ternyata media massa, khususnya televisi,  lebih fokus kepada kemauan  menonton khalayak,  yang didasarkan kepada rating  dan masuknya iklan dalam program siaran. Dengan demikian, berita yang mengungkap seputar pelestaraian alam diabaikan demi memburu rating.
Melihat kondisi ini, segala macam kampanye publik  di media harus mampu menarik perhatian penonton. Caranya, dengan mengemas berbagai program  sebagai tayangan yang menghibur. Sebab, tidak bisa dikesampingkan bahwa tayangan televisi yang mengeksplorasi  budaya populer dan nilai konsumerisme jauh  lebih disukai dibanding  program siaran yang  lebih serius dalam mengupas problem lingkungan.
Tayangan yang semata – mata menitikberatkan pada hiburan dan budaya populer bisa saja dikategorikan sebagai hambatan dalam kampanye publik untuk pelestarian lingkungan. Tidak bisa diabaikan, budaya populer memang lebih  disukai  khalayak  dan dibuat  untuk masyarakat pada umumnya, tanpa menghiraukan produsen budaya. (Fiske, dalam   Gauntlett, 2008 : 27)
Media massa memiliki sejumlah kelebihan dalam penyebaran informasi yang ditujukan kepada khalayak luas. Namun permasalahannya,  pemanfaatan  media untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan  sangat bergantung kepada gerak laju  media  yang dipengaruhi oleh  kondisi negara dan aneka peraturan  kelembagaan, fungsi  pemberitaan,  penyiaran dan aspek lain yang berkaitan dengan orientasi media.
Terlepas dari hal tersebut, media massa  dapat dipakai untuk memberitakan berbagai  problem lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian alam,  dan  dimanfaatkan untuk  mempromosikan pemeliharaan lingkungan hidup. Hakikatnya, pemberitaan, kampanye publik  dan  iklan layanan masyarakat melalui media massa dapat  menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam  memelihara pelestarian alam.
Memang bukan jalan  mudah untuk menyuarakan pemeliharaan lingkungan di media, mengingat media massa dengan kebebasan orientasainya, seringkali lebih menekankan aspek komersial  dibandingkan idealisme untuk memberikan informasi yang bermutu bagi masyarakat. Kendati demikian, berpijak kepada fungsi ideal media massa, tetap  melekat harapan agar media mendukung program pelestarian lingkungan demi kesejahteraan umat manusia secara berkelanjutan.
* Penulis dalah Pengajar Pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta
ekohs@centrin.net.id

2:28 PM | 0 comments | Read More

SMKN I Cianjur Terapkan Pendidikan Berbasis Keterampilan

Written By Unknown on Thursday, August 30, 2012 | 10:27 AM


SMKN I Cianjur Terapkan Pendidikan Berbasis Keterampilan
Cianjur (Pripos).SMKN (Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ) I Cianjur, merupakan sekolah kejuruan di bidang Bisnis Manajemen dan Teknik Informatika yang menciptakan para wirausahawan junior yang cakap dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri dan kompetitif dalam menghadapi era globalisasi dunia.
Kepala Sekolah SMKN I Cianjur   Dede Kartiman S.Pd, M.MPd, saat ditemui Priangan Pos di tempat kerjanya Senin (27/8) mengatakan, SMKN I Cianjur memberikan pilihan pendidikan baik di bidang keahlian yaitu, akuntansi, administrasi perkantoran, tata niaga serta bidang Teknologi Informatika terdiri atas dua program keahlian yaitu Rekayasa Perangkat Lunak dan Teknik Komputer Jaringan.
“Dengan Slogan SMKN 1 Cianjur,  kita wujudkan The right place to get success for the future,” terang Dede
Dijelaskannya pula, SMKN I Cianjur dari tahun ke tahun terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan sesuai tuntutan kebutuhan  jaman. Hal semacam itu perlu dilakukan agar pada akhirnya lulusan SMKN I Cianjur memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap terintegrasi serta kecakapan kerja sesuai dengan jurusan.  Sekolah ini punya visi: menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi standar nasional serta akhlak terpuji. Sementara misinya : menyelenggarakan diklat dengan prinsip kemampuan dan profesionalisme melalui optimalisasi kerja sama industri dalam rangka meningkatkan mutu serta daya saing lulusan.
Dede juga mengatakan, dengan status  SMKN I Cianjur yang juga merupakan sekolah SBI (Sekolah Berbasis Internasional), dari tahun ke tahun jumlah siswa didik terus mengalami peningkatan,.Hal ini terbukti pada saat penerimaan siswa didik baru. Ada sekitar  800 siswa yang mendaftar dan yang diterima hanya sekitar 480 untuk berbagai jurusan yang ada di  SMKN I Cianur. “ ujar Dede
Untuk memberikan wawasan dan pengalaman bagi siswa, SMKN I Cianjur memberikan Pendidikan Sistem Ganda melalui program praktik kerja industri.Dan ini merupakan langkah nyata (substansial) dalam membangun sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan tamatan bermutu. Program yang dilaksanakan di industri atau dunia usaha meliputi: praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri.
Di samping itu, praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan memiliki fasilitas pelatihan memadai. Namun, jika industri pasangan tidak memiliki fasilitas pelatihan maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah. Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktik kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan. (ek)
10:27 AM | 0 comments | Read More

99 % Pegawai Kantor Kementrian Agama Cianjur Masuk Kerja


                  99 % Pegawai Kantor Kementrian Agama Cianjur Masuk Kerja
Cianjur (Pripos).Sekitar 99 % Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Kementrian Agama Kabupaten Cianjur, pada hari pertama masuk kantor setelah libur lebaran Kamis (24/8) kini beraktivitas lagi. Sementara bagi  pegawai  yang  tidak masuk kerja tanpa alasan jelas maka akan kena sanksi  administrasi karena dianggap telah melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Cianjur  H. Abu Bakar Sidiq saat ditemui Priangan Pos di ruang kerjanya Senin (27/8) mengatakan, pada saat hari pertama kerja hampir 99 % pegawai yang ada di lingkungan kerjanya masuk. Kalaupun ada satu atau dua orang yang tidak masuk mereka sudah mengantongi surat ijin berkaitan  mudik lebaran.
“ Bukan karena ada staf Irjen mereka masuk kerja di hari pertama  tapi karena sudah menjadi kewajiban dan mereka menyadari betul hal tersebut, “ terang Abu Bakar
Dijelaskannya, kehadiran Irjen di Kantor Kemenag itu hal yang biasa dilakukan, bukan saja melakukan inpeksi di saat masuk pertama setelah lebaran saja. Tapi tergantung dari subtansi dan kepentingan kerja. Jadi, jangan diartikan karena takut kena sanksi kemudian pegawai pada hadir.
“Bukan itu persoalannya. Memang benar jika ada pegawai yang mangkir tanpa ada alasan yang jelas sudah pasti pegawai tersebut akan kena sanksi. Aturan tersebut sudah tidak bisa diubah karena merupakan komitmen bagi seluruh pegawai, “ ujar Abu Bakar (ek)
Sementara itu, di tempat terpisah Kepala Dinas Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Cianjur Ir. H. Yanto Hartono mengatakan, dih ari pertama masuk kerja sehabis mengisi liburan lebaran hampir 95 % PNS yang ada di lingkungan Pemkab Cianjur sudah beraktifitas seperti biasanya. Kalaupun ada yang belum masuk mereka sebelumnya telah mengajukan cuti/ijin karena mau mudik lebaran kel uar kota. “ ujar Yanto.
Yanto juga mengatakan, Bupati Cianjur Drs. H. Tjetjep Muchtar Soleh MM, secara langsung melakukan sidak ke beberapa kantor yang ada di lingkungan Pemkab Cianjur. Di samping untuk bersilaturahmi lebaran juga untuk melihat secara langsung apakah para pegawainya sudah kembali beraktifitas atau belum. Bila mana ada PNS yang tidak masuk kerja tanpa ada penjelasan, bupati telah mengintruksikan kepada pihak BKD untuk memberikan surat peringatan. (ek)
10:25 AM | 0 comments | Read More

Kesempatan Jadi Wartawan Priangan Pos

Written By Unknown on Tuesday, August 28, 2012 | 2:45 PM


Kesempatan Jadi Wartawan Priangan Pos Untuk Tasik & Ciamis
Bandung (Pripos).Berkaitan dengan perkembangan Priangan Pos dewasa ini, redaksi membuka kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengikuti seleksi menjadi wartawan Priangan Pos untuk liputan Tasikmalaya dan Ciamis. Ada pun persyaratan minimal pendidikan D3, berwawasan luas dan sanggup kerja tim. Yang berminat bisa mengirimkan lamaran ke redaksi Priangan Pos di Kampus LPK Kopma Unpad Jl. Singaperbangsa No.1 Bandung. Selambat-lambatnya tiga minggu setelah pengumuman ini (20 September). Ada pun para calon wartawan nantinya akan mendapat pelatihan khusus kewartawanan  selama 2 hari oleh redaksi Priangan Pos.(PP0001) 
2:45 PM | 0 comments | Read More

Stufvi & LPK Kopma Unpad Gelar Workshop Kamera


 
Stufvi Gelar  Workshop Juru Kamera Film/Video
Bandung (Pripos). Bekerjasama dengan LPK Kopma Unpad, Stufvi (School of Film & Televison) akan menggelar Workshop Juru Kamera Film/Video. Kegiatan yang akan dilangsungkan selama dua hari  14-15 September ini menghadirkan para praktisi film/tv, diantaranya Agung Setyoleksono (akademisi), Arif Rahman (praktisi tv), dan Askurifai Baksin (penulis buku Videografi). Materi dalam kegiatan ini 25% teori, dan 75% praktik, sehingga efektif untuk mereka yang akan mendalami bidang videografi. Para pemateri akan mengulas seputar teknik kamera untuk berita, film dan video klip. Selain itu pengambilan gambar yang menjadi elemen penting dasar videografi diulas secara tuntas. Para peserta akan mendapat gratis buku Videografi dan vcd tutorial The Secret of Filmmaker. Peminat bisa menghubungi panitia di LPK Kopma Unpad Jl. Singaperbangsa No.1, Bandung Telp. (022) 2534412 atau SMS: 081394017994.(PP001)
10:23 AM | 0 comments | Read More

Sekeluarga Berburu Air Untuk Kebutuhan Sehari-hari



Ibu  dan  Anak Berjibaku Berburu Air Sungai

Cianjur (Pripos). Kemarau panjang yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Cianjur  membuat ratusan  keluarga biasa menggunakan air sumur, atau air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci  dan minum.Tapi  saat ini mereka  mengalami kesulitan untuk    mendapatkan air, terlebih  air bersih karena air sumur dan air sungai  di sekitar rumah-rumah warga telah mengering.

Seperti yang dialami oleh keluarga Titing Aisyah (35tahun),   warga Jalan Baru, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur Jawa Barat ini beserta ke-4 anaknya bernama Halibi (9 th), Radi Permana (5 th), Najwa (4 th) dan anak yang palingkecil Hofipah Aisyah (3 th). Mereka kini terpaksa harus berburu air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut Titing, hampir setiap hari  selama hampir 3 bulan lamanya ia bersama  ke-4 anaknya harus bahu membahu mencari sumber air, terutama air bersih. Karena  sumber  air  bersih  satu-satunya, yakni air sumur  yang sering ia gunakan bersama keempat anaknya saat ini telah mengering, sehingga terpaksa harus mencari sumber air ke tempat lain.

Dengan menggunakan kendaraan mobil bak terbuka,   sambil membawa  belasan drum tempat air, yang tersimpan di belakang bak terbuka,  Titing dibantu  ke empat anaknya ini menghampiri sungai Cibalagung di daerah Kampung Rahong, Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur.

Meski air  sungai tersebut  terlihat kotor akibat banyaknya tumpukan sampah, namun rasa capai dan lelah di wajah Titing sirna dan tampak bersemangat untuk mengisi belasan drum air yang kosong.  Saat air sungai  tersebut sudah memenuhi drum-drum,   satu-persatu diangkut ke atas mobil bak terbuka, untuk di bawa pulang ke rumahnya.

Titing sangat berharap, kondisi  seperti ini bisa cepat berakhir,  karena ia bersama ke-4 anaknya sangat sulit mendapatkan air, terutama air bersih.
“Saya mohon kepada pemerintah daerah  setempat agar bisa menyediakan sarana air bersih di daerah yang dilanda kekeringan, terutama di Kecamatan Sukaluyu sehingga kami bersama ratusan keluarga lainnya tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih".(arief rahman/cianjur)
10:07 AM | 0 comments | Read More

Warga dan Petani Terpaksa “ngandir sungai” di Cianjur


Kemarau Panjang, Warga dan Petani Terpaksa “ngandir sungai”di Cianjur

Cianjur (Pripos). Lebih dari 320 hektar lahan pesawahan produktif di dua desa, yakni Desa Sukasirna dan  Sindang Raja  Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur Jawa Barat mengalami kekeringan diakibatkan kemarau  panjang.

Berdasarkan pemantauan Priangan Pos saat berada di lokasi kekeringan,  sejumlah  petani  bersama koordinator mitra air, dari pihak Desa Sindang Raja, yakni Jaenal Abidin(53 tahun)  mengatakan, akibat musim kemarau yang sangat panjang, sekira 3-4 bulan warga &  petani di kedua desa tersebut terpaksa  piket bergiliran satu minggu sekali untuk “ngandir sungai”(ngandir dalam bahasa Sunda berarti  neang cai)atau  menyusul air ke hulu sungai Cibalagung  agar air bisa terus mengalir, sehingga  dapat mengairi ratusan hektar lahan pesawahan yang mengalami kekeringan.
Menurut  Jaenal piket “ngandir sungai ” tersebut bergiliran selama hampir 24 jam lamanya, untuk satu orang petani,  dari pukul 04.00 WIB pagi- hingga  sore hari. Namun tidak terbatas waktunya, hingga air sungai  tersebut bisa mengalir  dan mengairi lahan pesawahan yang kering. Dan piket “ngandir sungai” ini telah dilakukan warga, bersama  petani di dua desa sejak 3-4 bulan yang lalu.

Sementara itu, menurut Jaenal,  program bantuan  pengganti tanaman padi  di saat musim kemarau panjang  dari  penyuluh pertanian lapangan atau PPL Dinas Pertanian setempat, berupa  benih bahan kacang kedelai 4 kwintal/perkelompok, yang terdiri atas 7 kelompok, satu kelompok  terdiri sekitar 25 petani. Program tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan karena  para petani mengeluh sulitnya  air sungai.  Debit air yang mengalir di sungai terlalu minim disebabkan   musim kemarau panjang.

Jaenal mengatakan, selain dua desa yang mengalami kekeringan,  lima desa lainnya di Kecamatan Sukaluyu  yang terdapat ratusan hektar lahan pesawahan  juga di landa kekeringan, yakni Desa Cikidang, Hegar Manah, Sukajadi, Bobojong dan Desa Ciherang.(arief rahman/cianjur)
9:46 AM | 0 comments | Read More

SOS, Krisis Air di Cianjur Memilukan!



Miris. Di saat  DKI sibuk soal suksesi gubernur. Di beberapa daerah terjadi banyak tawuran. Dan elit politik pusat  bicara soal kekuasaan, nun jauh di  Desa Rahong, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur sebuah keluarga terpaksa harus berjibaku mengambil air sungai yang kotor. Ya, karena tidak ada air bersih mereka terpaksa mengais air sungai yang tak layak pakai  untuk kelangsungan hidup mereka. Adakah pemerintah peduli dengan penderitaan mereka, sementara di perumahan elit penghuni berpesta sambil berenang dan menghamburkan air bersih. Sungguh ironis negeri ini. (Gambar diambil wartawan Pripos Biro Cianjur Arief Rahman 27/8)
6:42 AM | 0 comments | Read More

HUT Ke-67 Jabar Digelar dalam Suasana Halal bi Halal


HUT Ke-67 Jabar Digelar dalam Suasana Halal bi Halal

    Peringatan Hari Jadi ke-67 Jawa Barat tahun 2012  yang seyogyanya dilaksanakan 19 Agustus, baru dapat terselenggara  Senin  27 Agustus 2012. Mengingat, tahun ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1433 H.
Hajatan akbar milik rakyat Jawa Barat yang secara seremonial baru dapat dirayakan sejak tahun 2011, untuk kali ini digelar secara hikmat dalam suasana halal bi halal.
Seperti biasa, acara didahului dengan upacara bendera di Lapangan Gasibu Bandung dengan pemimpin upacara Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan. Peserta upacara diikuti seluruh jajaran pimpinan dan staf setingkat organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jabar, juga dihadiri para undangan jajaran pimpinan Muspida Jabar, tokoh masyarakat, alim ulama, ormas dan OKP.
Setelah upacara bendera dilaksanakan Sidang Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar dengan agenda utama Peringatan HUT ke-67 Jabar dipimpin Ketua DPRD Jabar Ir. Irfan Suryanagara. Spesialnya lagi, seluruh peserta sidang, baik anggota dan undangan mengenakan pakaian adat Sunda. Pada acara tersebut juga diserahkan hadiah kepada 10 pemenang Anugerah Inovasi Jawa Barat (AIJB), hadiah kepada camat yang berprestasi dan hadiah berbagai lomba dalam rangka HUT. Pamungkas acara dilaksanakan halal bi halal secara hikmat, yang diikuti seluruh peserta yang hadir.    
 Di hadapan Sidang Istimewa DPRD Jabar,  Ketua Dewan Ir. Irfan Suryanagara menyampaikan atas nama lembaga DPRD Jabar mengucapkan ‘wilujeng tepang taun ka-67 Provinsi Jabar," .
“DPRD Jabar yang mewakili seluruh elemen masyarakat Jabar  mengucapkan terima kasih kepada semua pahlawan di Jabar, termasuk para gubernur dari masa ke masa,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Irfan mengajak masyarakat Jawa Barat bersyukur karena dapat kembali dipertemukan dengan hari jadi Jabar yang baru dilaksanakan dua kali. "Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersyukur kepada Allah atas karunia ini. Semoga ke depan Jabar makin sejahtera,” ajaknya.
Menurut Irfan, Provinsi Jawa Barat, berdasarkan sensus BPS tahun 2010, jumlah penduduknya mencapai  43 juta jiwa dan merupakan terbanyak di Indonesia. Di samping itu, Jabar juga mempunyai berbagai potensi mulai dari potensi budaya dan bahasa.
“Terkait dengan potensi tersebut, mari singkirkan ego sektoral yang dapat merugikan kepentingan masyarakat Jabar secara lebih luas,” katanya.
Agenda sidang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat Provinsi Jabar oleh Sekda Jabar, Lex Laksamana serta sambutan Gubernur Jabar, H.Ahmad Heryawan.
Dalam sambutannya, Heryawan memaparkan berbagai  keberhasilan yang dicapainya selama memimpin Jabar.
Salah satu keberhasilan yang dikemukakannya adalah Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  Jawa Barat  tahun 2011 telah mencapai 72,82 masuk dalam kategori upper medium human development index menurut UNDP. Kondisi ini menjadi modal penting dalam upaya mendorong pembangunan untuk lebih maju lagi. Komponen pembentuk dalam Indeks Pembangunan Manusia adalah Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli. Indeks Pendidikan  terutama ditunjang oleh angka Rata-rata Lama Sekolah yang saat ini mencapai rata-rata 8,2 tahun dan Angka Melek Huruf yang telah mencapai 96,48%; Indeks Kesehatan di tunjukan dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup masyarakat mencapai 68,40 tahun; dan Indeks Daya Beli di tunjukan dengan nilai Paritas Daya Beli sebesar Rp. 635.645; Kita optimis bahwa nilai IPM kedepan akan meningkat lebih baik lagi.
Pada bagian akhir sambutan, Gubernur bertekad akan terus melanjutkan program pembangunan sehingga benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Jawa Barat.

 Para Pemenang Anugerah Inovasi Jawa Barat Tahun 2012

 Kategori Perorangan

1. Bidang Pendidikan, Imas Maryani, dengan karya inovasi, "Pengelola Sekolah Alam Pelopor Rancaekek, Kab. Bandung.

2. Bidang Pangan, Andris Wijaya, dengan karya inovasi, "Produksi Liwet Instan dalam kemasan estetis".

3. Bidang Energi, Wahono Handoko, Karya Inovasi, "Kompos Gas Listrik".

4. Bidang Seni Budaya, Dhani Irfansyah, karya inovasi, "Perangkat Lunak Aplikasi Alat Seni Budaya Sunda (Angklung, karinding dan Kecapi dengan system operasi apple".

5. Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, karya inovasi, "Model Pengolahan Limbah Rumah tangga menjadi pupuk organik".
 

Katagori Kelompok

1. Bidang Pendidikan, PKBM Mandiri Cipageran Cimahi, karya inovasi, "Model Pusat Kegiatan Belajar (PKBM)".

2. Bidang Kesehatan, IT Gatotkaca, karya inovasi, "Kalkulator Nutrisi".

3. Bidang Pangan, F-Technopark Fateta IPB, karya inovasi, "Beran Analog Terbuat dari Tepung Jagung".

4. Bidang Seni budaya dan Pariwisata, Theater Payung Hitam, karya inovasi, "Mengembangkan Theater Modern Berbasis Kekayaan Tradisi Jawa Barat".

5. Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup, PT Bio Farma, karya inovasi, "Merintis dan Mengembangkan Industri Hijau yang memperhatikan kelestraian hidup" (kf)



5:20 AM | 0 comments | Read More

KH Cecep Syaefuttamam, MBA :Khawatirkan Krisis Air Bersih di Cipanas

Written By Unknown on Monday, August 27, 2012 | 11:22 AM


Khawatirkan Krisis Air Bersih di Cipanas

Garut, 25/8 (Pripos) Cipanas terkenal sebagai areal objek wisata di Kec. Tarogong Kab. Garut, terutama Sumber Air Panas Ci Engang yang sudah terkenal hingga mancanegara. Berbagai pembangunan hotel dan resort atau pun Wahana Wisata bermain lainnya marak bermunculan. Namun, dari data yang berhasil Pripos himpun efek domino dari pembangunan tersebut berimbas pada ketersediaan air di sekitarnya. Seperti yang diungkapkan oleh KH. Cecep Saefuttamam MBA.

Kepada Pripos Cecep menyebutkan, dengan adanya pengambilan air panas juga air bersih oleh beberapa pengusaha di wilayah Cipanas maka dia merasa sangat khawatir dan menyesalkan karena banyak terjadi pembelian rumah dengan harga tinggi atau kolam warga untuk dijadikan sarana pengeboran air, yang mengakibatkan debit sumber air bersih untuk warga semakin berkurang.
Dikatakan Cecep, menurut UUD 45 pasal 33 bahwa tanah, air dan sumber kekayaan alam dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Uun (45th), warga Kampong Negla.  Uun benar-benar merasakan dampaknya. Dulu, mata air yang ada di belakang rumahnya sangat melimpah. Kini mata air itu surut, apalagi kalau musim kemarau tiba.
Hal senada juga dikatakan oleh warga yang berprofesi sebagai pengusaha bibit ikan setempat.
Kepada Pripos Cecep berharap aparat pemerintah terkait dapat menanggapi permasalahan ini secara serius dengan cara segera mereboisasi hutan yang sudah gundul, yang berada di atas pemukiman warga untuk menambah ketersediaan sumber air bersih warga. (Din/mas)
11:22 AM | 0 comments | Read More

Objek Wisata Cipanas Garut Alami Lonjakan Pengunjung


 
Objek Wisata Cipanas Garut Alami Lonjakan Pengunjung

Garut, 25/8 (Pripos) Sudah hampir dipastikan dari tahun ke tahun setelah merayakan Idul Fitri lokasi objek wisata dibanjiri pengunjung. Seperti halnya objek wisata Taman Air Sabda Alam Hotel & Resort yang berlokasi di Jl. Raya Cipanas No.3 tahun ini mengalami kenaikan cukup signifikan, Kebanyakan pengunjung berasal dari beberapa kota di luar Garut. Seperti dikatakan Vidya,bagian front office Supervisor Hotel & Resort Sabda Alam, selama akhir pekan ini banyak pengunjung yang datang dari Kota Jakarta, Bogor juga Bandung yang sengaja berlibur ke Sabda Alam. Mereka cukup antusias,  walaupun dalam perjalanan mengalami kemacetan hampir 8-10 jam. Tetapi pengunjung bisa terobati dengan berendam di kolam renang air panas sebagai fasilitas paling utama. Hampir 47 kamar hotel yang meliputi bungalaw terisi penuh dengan adanya lonjakan wisatawan dari berbagai daerah tersebut.
Ada pun Wahana Taman Air yang merupakan salah satu Taman Air di Indonesia yang menggunakan Sumber Air Panas Alami mengalami hal serupa. Puncaknya total pengunjung mencapai angka 6000 orang yang dibuka mulai pukul 07.00 sampai 21.00 WIB.

Kepada Pripos Wulan, Staff  Marketing menuturkan bahwa sampai detik ini pengunjung masih tetap membludak walaupun sudah hampir di penghujung akhir liburan. Diungkapkannya lagi, tiket masuk yang diberlakukan adalah harga weekend Rp 40.000.
“Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi penikmat Wahana Air Sabda Alam karena di dalamnya tersedia beraneka ragam fasilitas yang dapat memanjakan pengunjung salah,  satunya kolam terapi ikan yang menggunakan ikan nilem juga flying fox,” ungkapnya.
Salah seorang pelanggan setia tempat ini adalah Syarifah (37th), warga Sumber, Cirebon. Menurutnya, hampir setiap tahun dirinya berlibur bersama dengan keluarga ke sini untuk menikmati berbagai fasilitas yang tersedia. ( Din/mas)     
11:11 AM | 0 comments | Read More

Spiritualisme Mudik

Written By Unknown on Thursday, August 23, 2012 | 9:03 AM


         Spiritualisme Mudik

Sampai hari ke-4 lebaran diberitakan sudah 638 orang meninggal. Dari sejumlah korban paling banyak terjadi pada kecelakaan sepeda motor, yakni 3800. Dan seperti biasa, secara statistik masyarakat selalu penasaran dengan jumlah korban tewas atau luka selama masa mudik dan balik. Ya, tiap tahun kita menyaksikan korban berjatuhan atas nama mudik lebaran.
Dalam perspektif sosial, mudik sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu sebagai manifestasi sosial kemasyarakatan berkumpul di kampung halaman. Di udik mereka tidak hanya sekadar bertemu  keluarga, tapi handai taulan dan temen masa kecil. Di sini nilai sosial dikaitkan dengan status. Selama merantau apa yang sudah didapat? Inilah yang membuat apa pun resikonya masyarakat kita selalu mudik.
Mudik juga sebagai barometer keberhasilan seseorang setelah merantau. Maka, tak jarang teman sekampung menjadi tertarik ikut ke kota karena melihat kesuksesan yang telah diraih para pemudik. Bisa jadi kesuksesan semu, tapi sebagai barometer mudik menjadi daya pikat orang untuk ke kota mengadu nasib. Kesuksesan yang diraih bisa saja tidak murni karena dibalut kesemuan, tapi perasaan ingin bersama-sama secara sosiallah yang mendasari orang mengajak teman atau handai taulan ke kota. Toh, tiap tahun bisa pulang kampung!
Secara agamis, mudik sebagai perjalanan spiritual. Seseorang yang mudik bukan karena ingin memperlihatkan kesuksesan tapi semata untuk silaturahmi setelah merantau. Dalam perjalanan spiritual ini para pemudik menyiapkan segala sesuatunya, terutama oleh-oleh kota yang akan dipersembahkan untuk orangtua atau saudara. Berbagai upaya dilakukan agar mudik terlaksana, sampai menggunakan motor yang menantang maut pun dilakoni. Dengan niat silaturahmi ini keikhlasan menjadi landasan, sehingga para pemudik pantang menyerah untuk bisa bertemu orangtua di kampung.
Dalam perspektif agama perjalanan mudik semacam ini sebagai ‘jihad’ (dalam arti luas) karena dengan ikhlas ingin bersilaturahmi. Silaturahmi merupakan elemen penting dalam  muamalah islami karena selalu dianjurkan Rasulullah SAW. Kita mafhum, dalam ajaran Islam silaturahmi dapat memanjangkan usia dan menambah rezeki.  Sehingga untuk para korban meninggal saat mudik kita doakan menjadi ‘syuhada’ (meninggal dalam keadaan syahid). Ya, karena mereka berjihad ingin menegakkan silaturahmi kepada orangtua dan saudara di kampung. Amin.
Muncul berbagai sinyalemen mengenai banyaknya korban, diantaranya menyalahkan para korban karena ceroboh, tidak disiplin dan lainnya. Ada juga sinyalemen  menyudutkan pemerintah karena lalai memperhatikan keselamatan para pemudik. Jika kecelakaan terjadi menimpa kalangan atas (kaya), misalnya kecelakaan pesawat terbang, negeri ini heboh. Birokrat dan politisi muncul ingin memperlihatkan kepeduliannya demi publisitas.Tapi manakala yang kecelakaan orang kecil (miskin) seolah dianggap angin lalu. Ratusan orang meninggal seolah hanya insiden tahunan mudik yang tak perlu menjadi sorotan.
Namun, lepas dari berbagai sinylemen tersebut, sampai kapan pun mudik akan tetap berlangsung dari tahun ke tahun karena dua aspek tadi: sosial dan agamis. Dan masyarakat di mana pun tidak bisa lepas dari dua aspek tadi karena mereka punya kekayaan hakiki yang tidak bisa diukur dengan materi, yakni sosial dan religi. Di sinilah makna mudik sebagai perjalanan spiritual. Mereka menggunakan segala cara untuk bisa mudik tidak semata sebagai kegiatan sosial tapi sudah melekat ke dalam kebutuhan ruhani. Kebutuhan spritual. Kebutuhan agama. (Askurifai Baksin)
9:03 AM | 0 comments | Read More

Dari Agrikultur ke Agribisnis (3)

Written By Unknown on Wednesday, August 22, 2012 | 8:07 AM


 Dari Agrikultur ke Agribisnis

Menurut Prof. Mubyarto dan Awan Santosa secara ringkas Davies dan Goldberg menguraikan tentang perlu dikembangkannya paradigma baru pembangunan pertanian yang didasarkan pada pendekatan sistem agribisnis. Paradigma agribisnis yang dikembangkan oleh Davies dan Goldberg, yang berdasar pada lima premis dasar agribisnis.
Pertama, adalah suatu kebenaran umum bahwa semua usaha pertanian berorientasi laba (profit oriented), termasuk di Indonesia.
Kedua, pertanian adalah komponen rantai dalam sistem komoditi, sehingga kinerjanya ditentukan oleh kinerja sistem komoditi secara keseluruhan.
Ketiga, pendekatan sistem agribisnis adalah formulasi kebijakan sektor pertanian yang logis, dan harus dianggap sebagai alasan ilmiah yang positif, bukan ideologis dan normatif.
Keempat, sistem agribisnis secara intrinsik netral terhadap semua skala usaha, dan kelima, pendekatan sistem agribisnis khususnya ditujukan untuk negara sedang berkembang. Rumusan inilah yang nampaknya digunakan sebagai konsep pembangunan pertanian dari Departemen Pertanian, yang dituangkan dalam visi terwujudnya perekonomian nasional yang sehat melalui pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi.
Ideologi Agribisnis
Mula-mula ilmu ekonomi (Neoklasik) dikritik pedas karena telah berubah  menjadi ideologi (Burk. dalam Lewis dan Warneryd, 1994: 312-334), bahkan semacam agama (Nelson: 2001). Kemudian pertanian dijadikan bisnis, sehingga utuk mengikuti perkembangan zaman konsep agriculture (budaya bertani) dianggap perlu diubah menjadi agribusiness (bisnis pertanian). Maka di IPB dan UGM tidak dikembangkan program S2 Pertanian, tetapi lebih dikembangkan program Magister atau MM Agribisnis, yang jika diteliti substansi kuliah-kuliahnya hampir semua berorientasi pada buku-buku teks Amerika 2 dekade terakhir yang mengajarkan ideologi atau bahkan mendekati “agama” baru bahwa “farming is business”.
Mengapa agribisnis? Ya, agribisnis memang diangggap lebih modern dan lebih efisien karena lebih berorientasi pada pasar, bukan hanya pada “komoditi yang dapat dihasilkan petani”. Perubahan dari agriculture menjadi agribisnis berarti segala usaha produksi pertanian ditujukan untuk mencari keuntungan, bukan untuk sekedar memenuhi kebutuhan sendiri termasuk pertanian gurem atau subsisten sekalipun. Penggunaan sarana produksi apapun adalah untuk menghasilkan “produksi”, termasuk penggunaan tenaga kerja keluarga, dan semua harus dihitung dan dikombinasikan dengan teliti untuk mencapai efisiensi tertinggi
Sepintas paradigma agribisnis memang menjanjikan perubahan kesejahteraan yang signifikan bagi para petani. Namun jika kita kaji lebih mendalam, maka perlu ada beberapa koreksi mendasar terhadap paradigma yang menjadi arah kebijakan Deptan tersebut. Sebuah paradigma semestinya lahir dari akumulasi pemikiran yang berkembang di suatu wilayah dan kelompok tertentu. Jadi sudah sewajarnya jika kita mempertanyakan, apakah pengembangan paradigma agribisnis adalah hasil dari konsepsi dan persepsi para petani kita? Lebih lanjut dapat kita kaji kembali apakah sudah ada riset/penelitian mendalam, yang melibatkan partisipasi petani, berkaitan dengan pola/sistem pertanian di wilayah mereka? Hal ini sangat penting karena jangan-jangan paradigma agrisbisnis hanyalah dikembangkan secara topdown dari pusat, yang tidak sesuai dengan visi desentralisasi sistem lokal, atau lebih berbahaya lagi hanya mengadopsi paradigma dari luar (barat). Lebih tepat apabila pemerintah berupaya untuk membantu menemukenali segala permasalahan yang dihadapi petani dan bersama-sama mereka mengusahakan jalan keluarnya, dengan memposisikan diri sebagai kekuatan pelindung petani. Selama ini masalah yang muncul adalah anjloknya harga komoditi, kenaikan harga pupuk, dan persaingan tidak sehat, yang lebih disebabkan oleh kekeliruan atau tidak bekerjanya kebijakan atau peraturan (hukum) yang dibuat oleh pemerintah.
Paradigma Agribisnis yang Keliru 
Asumsi utama paradigma agribisnis bahwa semua tujuan aktivitas pertanian kita adalah profit oriented sangat menyesatkan. Masih sangat banyak petani kita yang hidup secara subsistem, dengan mengkonsumsi komoditi pertanian hasil produksi mereka sendiri. Mereka adalah petani-petani yang luas tanah dan sawahnya sangat kecil, atau buruh tani yang mendapat upah berupa pangan, seperti padi, jagung, ataupun ketela. Mencari keuntungan adalah wajar dalam usaha pertanian, namun hal itu tidak dapat dijadikan orientasi dalam setiap kegiatan usaha para petani. Petani kita pada umumnya lebih mengedepankan orientasi sosial-kemasyarakatan, yang diwujudkan dengan tradisi gotong royong (sambatan/kerigan) dalam kegiatan mereka.
Bertani bukan saja aktivitas ekonomi, melainkan sudah menjadi budaya hidup yang sarat dengan nilai-nilai sosial-budaya masyarakat lokal. Sehingga perencanaan terhadap perubahan kegiatan pertanian harus pula mempertimbangkan konsep dan dampak perubahan sosial-budaya yang akan terjadi. Seperti halnya industrialisasi yang tanpa didasari transformasi sosial terencana, telah menghasilkan dekadensi nilai moral, degradasi lingkungan, berkembangnya paham kapitalisme dan individualisme, ketimpangan ekonomi, dan marjinalisasi kaum petani dan buruh. Hal ini yang nampaknya tidak terlalu dikedepankan dalam pengembangan paradigma pendekatan sistem agribisnis..Tidak semua kegiatan pertanian dalam skala petani kecil dapat dibisniskan, seperti yang dilakukan oleh petani-petani (perusahaan) besar di luar negeri, yang memiliki tanah luas dan sistem nilai/budaya berbeda yang lain sekali dengan petani kita
Agriculture bisa berubah menjadi agribisnis seperti halnya PT QSAR, jika usaha dan kegiatannya “menjanjikan keuntungan sangat besar”, misalnya 50% dalam waktu kurang dari satu tahun, padahal tingkat bunga bank rata-rata hanya sekitar 10%. Semangat mengejar untung besar dalam waktu pendek inilah semangat dan sifat agribisnis yang dalam agriculture (pertanian) suatu hal yang dianggap mustahil. Demikian tanpa disadari pakar-pakar ekonomi pertanian terutama lulusan Amerika telah memasukkan budaya Amerika ke (pertanian) Indonesia dengan janji atau teori bahwa agribisnis lebih modern, lebih efisien, dan lebih menguntungkan ketimbang agriculture. Itulah yang terjadi dengan PT QSAR yang mampu mengecoh banyak bapak-bapak dan ibu-ibu “investor” untuk menanamkan modal ratusan juta rupiah, meskipun akhirnya terbukti agribisnis PT QSAR merupakan ladang penipuan baru untuk menjerat investor-investor “homo-ekonomikus” (manusia serakah) yang berfikir “adalah bodoh menerima keuntungan rendah jika memang ada peluang memperoleh keuntungan jauh lebih besar”. Di Indonesia homo-ekonomikus ini makin banyak ditemukan sehingga seorang ketua ISEI pernah tanpa ragu menyatakan “orang Indonesia dan orang Amerika sama saja”, mereka sama-sama “makhluk ekonomi”.
Konsep dan paradigma sistem agribisnis tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, karena akan selalu terkait dengan paradigma dan nilai budaya petani lokal, yang memiliki kebenaran umum tersendiri. Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang berdasarkan prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan kembali. Paradigma agribisnis tentu saja sarat dengan sistem nilai, budaya, dan ideologi dari tempat asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya untuk diterapkan di negara kita. Masyarakat petani kita memiliki seperangkat sistem nilai, falsafah, dan pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yang perlu digali dan dianggap sebagai potensi besar di sektor pertanian.
Sementara itu perubahan orientasi dari peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum cukup jika tanpa dilandasi pada orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti dengan kebijakan struktural pemerintah di dalam pembuatan aturan/hukum, persaingan, distribusi, produksi dan konsumsi yang melindungi petani tidak akan mampu mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yang lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekadar contoh keberhasilan perusahaan McDonald dalam memberi “order’ kelompok petani di Jawa Barat. Industri gula dan usaha tani tebu serta usaha tani padi kini “sangat sakit” dengan jumlah dan nilai impor yang makin meningkat. Kondisi swasembada beras yang pernah tercapai tahun 1984 kini berbalik. Dan pemerintah mulai sangat gusar karena tanah-tanah sawah yang subur makin cepat beralih fungsi menjadi permukiman, lokasi pabrik, gedung-gedung sekolah, bahkan lapangan golf.           
Jika kesejahteraan petani menjadi sasaran pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa kata pertanian kini tidak banyak disebut-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya kini lebih banyak mengurus agribusiness dan tidak lagi mengurus agriculture. Padahal seperti juga di Amerika departemennya masih tetap bernama Department of Agriculture bukan Department of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Ameri­ka tanpa ragu-ragu sering mengatakan bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) adalah bisnis? Jawab atas pertanyaan ini dapat ya (di Amerika) tetapi di Indonesia bisa tidak. Di Indonesia farming ada yang sudah menjadi bisnis seperti usaha PT QSAR di Sukabumi yang kemudian bangkrut, tetapi bisa tetap merupakan kehidupan (livelihood) atau mata pencaharian yang di Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa menjadi bisnis. [Artikel - Th. I - No. 1 - Maret 2002]
8:07 AM | 0 comments | Read More

Sejarah Munculnya Agribisnis (2)


Dari Wikipedia Indonesia disebutkan, agribisnis adalah kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi kegiatan dalam bidang pertanian. Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Secara luas, agribisnis berarti "bisnis berbasis sumber daya alam".
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya termasuk dalam bagian hulu agribisnis. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsistem, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Dalam arti luas agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja. Seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan produk pertanian berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.

Pertanian

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting:
(1) selalu melibatkan barang dalam volume besar
(2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
·         budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
·         kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar,
·         peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia),
·         perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-vertebrata).
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.
Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:
Ø  pengelolaan tempat usaha,
Ø  pemilihan bibit,
Ø  metode budidaya,
Ø  pengumpulan hasil,
Ø  distribusi,
Ø  pengolahan dan pengemasan,
Ø  pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.

Sejarah singkat pertanian dunia

Daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.
Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan peternakan yang pertama kali.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.
Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

Ternak

Ternak adalah istilah untuk menunjuk ( secara jamak) kepada suatu binatang jinak yang dengan sengaja dipelihara di dalam suatu agrikultur untuk menghasilkan makanan atau untuk tenaga kerja.
Ternak dipelihara untuk penghidupan atau untuk laba. Peternakan adalah suatu komponen penting dalam pertanian modern. Di mana telah dipraktikkan banyak masyarakat, sejak transisi menjadi bertani dari gaya hidup perburuan.
Jenis ternak yang banyak dipelihara seperti babi, sapi, kambing, domba, kuda, keledai, rusa kutub dan rusa besar, alpaka dan berbagai jenis unggas ( termasuk ayam, angsa, kalkun dan itik). Sebagai tambahan dibeberapa daerah di dunia yang khusus dipelihara antara lain; unta, llamas, bison, dan burung unta mungkin sengaja dibesarkan sebagai ternak. Definisi ini meliputi binatang menyusui dan burung. Jenis ternak yang dibesarkan bervariasi di seluruh dunia dan tergantung pada faktor seperti iklim, permintaan konsumen, binatang asli, tradisi lokal, dan jenis daratan.(bersambung ke tulisa ketiga)
7:49 AM | 0 comments | Read More